Sega Jagung Sayur Keong Ditengah Persawahan

Satu porsi sega jagung dan satu mangkuk sayur keong sawah di warung makan mbak Yati Undaan Lor Kudus, foto by Sup

Kudus, Berita Moeria (Bemo) – Warung dahar Bu Sumiati ini tergolong nyleneh. Betapa tidak!. Berlokasi di hamparan sawah yang didominasi dengan tanaman padi. Disamping warung terdapat sungai kecil.

            Dengan menu utama sega jagung, bothok yuyu, bothok susul/besusul, pepes welut dan sayur keong. Tapi juga tersaji pepes bandeng, swike enthok, sayur bening, nasi rames dan aneka minuman panas dan dingin.

            Untuk menuju warung-salah satu yang biasa ditempuh, yaitu dari jalan beton samping kiri Kantor Pemerintahan Desa (Pemdes) Undaan Lor Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus.

            Lurus ke arah timur. Menyusuri jalan usaha tani (JUT) yang berbahan beton- mulus dan bisa dilalui mobil-truk sepanjang hampir satu kilometer. Kemudian di pertigaan belok kanan, juga melalui JUT sepanjang sekitar 300 meter. Hanya saja  sebagian diantaranya sudah rusak.

            Di situlah warung Bu Sumiati berada. . Warungnya sederhana, tetapi terjaga kebersihannya, Berukuran sekitar  3-4 meter dilengkapi dengan dapur. Di bagian samping kanan terdapat sebuah bangunan kecil untuk tempat istirahat dan ngobrol para petani.

Mbak Yati dan mantan sekretaris Kecamatan Undaan Supani pada 22 April 2019 foto by Sup

 Sedang di seberang depan terlihat sebuah sungai berair jernih dengan kedalaman  sekitar satu meter. Lebar rata-rata-rata sekitar empat meter. “Saya dan suami yang ngurusi segalanya. Sejak pagi hingga menjelang senja. Jika malam hari kami pulang ke rumah di Desa Undaan Lor Gang 5/RT05/RW 01,” tutur Mbak Yati- panggilan akrabnya saat “menjamu “ Bemo , Minggu tengah hari 19 Jnuni 2022 

            Perempuan berumur 43 tahun dan bersuamikan Sunio (55)mengungkapkan : warung dengan menu utama sega jagung, sebenarnya telah dirintis kedua orang tuanya. Saya sempat menjadi buruh di salah satu pabrik rokok. Namun akhirnya saya memilih meneruskan usaha orang tua. Sekaligus ikut nguri uri makanan ndesa-makanan khas wong cilik dan sangat jarang dijumpai ” ujar ibu dari dua anak, Yulia Anggia Safitri dan Adi Anggoro Saputro..

            Menurut perempuan berkulit bersih dan berbadan subur ini, untuk memperoleh bahan baku sega jagung samasekali tidak ada kesulitan. Bisa membeli dalam bentuk kemasan , dalam bentuk pipilan atau glondongan.

            Bagi mbak Yati –  lebih senang dalam bentuk pipilan, karena tinggal ditumbuk agar halus. Kemudian didang  ( seperti menanak nasi dengan menggunakan kukusan- terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut  dan dimasukkan dalam dhandhang/kuali yang telah terisi air) . Proses pemasakan ini paling tidak butuh waktu paling cepat setengah jam.

Setelah itu siap disantap. Agar lidah “bergoyang-goyang”. disodorkan lauk berupa  sayur bening dalam sebuah mangkuk. Di dalamnya terdapat beberapa keong  sawah  (pomacea canaliculata) yang telah dimasak dan beberapa lembar daun singkil..

Keong sawah  menurut data yang dihimpun  dari  Positive Deviance Resource Centre  dalam 100 gram daging keong mengandung protein 12% , kalsium 217 miligram. Kandungan lainnya adalah  karbohidrat, fosfor, niacin, folat, vitamin A dan vitamin E. Selain itu daging keong bersifat rendah kolesterol. Sedang daun singkil, diperoleh dari tanaman perdu..

Sedang cara  memakan daging  keong dengan menggunakan alat bantu berupa tusuk gigi. Caranya  setiap “rumah “ keong diambil dengan jari tangan, lalu diangkat dari dalam mangkuk, kemudian dicungkil dengan tusuk gigi..Selain kuah keong daun singkil,  mbak Yati juga melengkapi dengan keripik dari ikan kecil-kecil.. Masih ditambah lagi dengan  sambal. “ Dijamin setelah makan sega jagung, kuah keong daun singkil, keripik dan sambal badan menjadi hangat.- berkeringat. Selain itu daging keong juga tidak beracun.” tegas wanita yang dikaruniai dua putra, Yulia Anggia Safitri dan Adi Anggoro Saputro

Jaminan  itu memang terbukti. Sebab, selama dia menekuni kuliner ini tidak ada satu pun konsumennya yang komplin keracunan. Konsumen utamanya adalah petani dan buruh tani. Terkadang warga “kota”, aparat pemerintah desa, pemerintahan kecamatan dan kabupaten Kudus- terutama pada hari-hari libur berdatangan.

Harganyapun tentu cukup terjangkau. Satu porsi sega jagung, ditambah satu mangkuk  sayur keong, satu bakwan, segela teh, hanya Rp 19.000.  Sega  jagung memiliki 13 kandungan gizi. Yaitu : energi, karbohidrat, serat, lemak, protein, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin C, kalsium,zat besi dan fosfor. Mbak Yati menyajikannya dalam sebuh piring warna biru, yang dikelilingi sambal, sayur dan keripik. Ditambah satu mangkuk  keong.

Mbak Yati di dalam warungnya tengah melayani pembeli, foto by Sup

Sedang asal tanaman jagung, menurut para ahli pada umumnya menyatakan  berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan. Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu. Selain itu sebagai alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.

Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.(Sup)

Komentar

Lebih baru Lebih lama