Kudus, Berita Moeria (Bemo) – Warung dahar Bu Sumiati ini tergolong nyleneh. Betapa tidak!. Berlokasi di hamparan sawah yang didominasi dengan tanaman padi. Disamping warung terdapat sungai kecil.
Dengan menu utama sega jagung, bothok yuyu, bothok
susul/besusul, pepes welut dan sayur keong. Tapi juga tersaji pepes bandeng,
swike enthok, sayur bening, nasi rames dan aneka minuman panas dan dingin.
Untuk menuju warung-salah satu yang
biasa ditempuh, yaitu dari jalan beton samping kiri Kantor Pemerintahan Desa
(Pemdes) Undaan Lor Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus.
Lurus ke arah timur. Menyusuri jalan
usaha tani (JUT) yang berbahan beton- mulus dan bisa dilalui mobil-truk sepanjang
hampir satu kilometer. Kemudian di pertigaan belok kanan, juga melalui JUT
sepanjang sekitar 300 meter. Hanya saja
sebagian diantaranya sudah rusak.
Di situlah warung Bu Sumiati berada.
. Warungnya sederhana, tetapi terjaga
kebersihannya, Berukuran sekitar 3-4
meter dilengkapi dengan dapur. Di bagian samping kanan terdapat sebuah bangunan
kecil untuk tempat istirahat dan ngobrol para petani.
Sedang di seberang depan terlihat
sebuah sungai berair jernih dengan kedalaman
sekitar satu meter. Lebar rata-rata-rata sekitar empat meter. “Saya dan suami yang ngurusi segalanya. Sejak
pagi hingga menjelang senja. Jika malam hari kami pulang ke rumah di Desa
Undaan Lor Gang 5/RT05/RW 01,” tutur Mbak Yati- panggilan akrabnya saat
“menjamu “ Bemo , Minggu tengah hari 19 Jnuni 2022
Perempuan berumur 43 tahun dan
bersuamikan Sunio (55)mengungkapkan : warung dengan menu utama sega jagung,
sebenarnya telah dirintis kedua orang tuanya. Saya sempat menjadi buruh di salah satu pabrik rokok. Namun akhirnya
saya memilih meneruskan usaha orang tua. Sekaligus ikut nguri uri makanan
ndesa-makanan khas wong cilik dan sangat jarang dijumpai ” ujar ibu dari
dua anak, Yulia Anggia Safitri dan Adi Anggoro Saputro..
Menurut perempuan berkulit bersih dan berbadan subur ini, untuk memperoleh
bahan baku sega jagung samasekali tidak ada kesulitan. Bisa membeli dalam
bentuk kemasan , dalam bentuk pipilan atau glondongan.
Bagi mbak Yati –
lebih senang dalam bentuk pipilan, karena tinggal ditumbuk agar halus.
Kemudian didang ( seperti menanak
nasi dengan menggunakan kukusan- terbuat dari anyaman bambu berbentuk
kerucut dan dimasukkan dalam dhandhang/kuali
yang telah terisi air) . Proses pemasakan ini paling tidak butuh waktu paling
cepat setengah jam.
Setelah itu siap disantap. Agar lidah “bergoyang-goyang”. disodorkan lauk
berupa sayur bening dalam sebuah
mangkuk. Di dalamnya terdapat beberapa keong
sawah (pomacea canaliculata)
yang telah dimasak dan beberapa lembar daun singkil..
Keong sawah menurut
data yang dihimpun dari Positive Deviance Resource
Centre dalam 100 gram daging keong
mengandung protein 12% , kalsium 217 miligram. Kandungan lainnya adalah karbohidrat, fosfor, niacin, folat, vitamin A
dan vitamin E. Selain itu daging keong bersifat rendah kolesterol. Sedang daun
singkil, diperoleh dari tanaman perdu..
Sedang cara memakan daging keong dengan menggunakan alat bantu berupa
tusuk gigi. Caranya setiap “rumah “
keong diambil dengan jari tangan, lalu diangkat dari dalam mangkuk, kemudian
dicungkil dengan tusuk gigi..Selain kuah keong daun singkil, mbak Yati juga melengkapi dengan keripik dari
ikan kecil-kecil.. Masih ditambah lagi dengan
sambal. “ Dijamin setelah makan
sega jagung, kuah keong daun singkil, keripik dan sambal badan menjadi hangat.-
berkeringat. Selain itu daging keong juga tidak beracun.” tegas wanita yang
dikaruniai dua putra, Yulia Anggia Safitri dan Adi Anggoro Saputro
Jaminan itu memang terbukti. Sebab, selama dia menekuni
kuliner ini tidak ada satu pun konsumennya yang komplin keracunan. Konsumen
utamanya adalah petani dan buruh tani. Terkadang warga “kota”, aparat
pemerintah desa, pemerintahan kecamatan dan kabupaten Kudus- terutama pada
hari-hari libur berdatangan.
Harganyapun
tentu cukup terjangkau. Satu porsi sega jagung, ditambah satu mangkuk sayur keong, satu bakwan, segela teh, hanya
Rp 19.000. Sega jagung
memiliki 13 kandungan gizi. Yaitu : energi, karbohidrat, serat, lemak, protein,
vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin C, kalsium,zat besi dan
fosfor. Mbak Yati menyajikannya dalam sebuh piring
warna biru, yang dikelilingi sambal, sayur dan keripik. Ditambah satu
mangkuk keong.
Sedang asal
tanaman jagung, menurut para ahli pada umumnya menyatakan berasal dari Amerika Tengah atau Amerika
Selatan. Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah
menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu. Selain
itu sebagai alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
Selain sebagai
sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal
dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.(Sup)
Posting Komentar