Kudus, Berita Moeria (Bemo) – Kambing Sapera, adalah kambing blasteran. Hasil perkawinan dari kambing saanen yang yang berasal dari lembah Saanen, Swiss bagian barat. Salah satu jenis kambing terbesar di Swiss dan penghasil susu kambing yang terkenal. Dengan kambing Peranakan Etawa (PE). Bisa berupa Jenis Kambing Kaligesing Purworejo dan atau Kambing Senduro. Kambing ini merupakan kambing tipe perah, penghasil susu. Kambing Sapera merupakan hasil inovasi teknologi Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Kementerian Pertanian .Sapera singkatan dari Saanen dan peranakan etawah.
Kambing Sapera
ini sejak lebih dari setahun terakhir dikembangkan Haidar Farm di sebuah lahan
seluas kurang dari satu hektar. Agak tersembunyi, agak jauh dari jalan raya di
Desa Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
Kandangnya
tidak seperti pada umumnya kandang kandang kamibing atau hewan besar lainnya
yang hanya ala kadarnya. Namun kandang kambing Sapera ini tergolong “mewah”.
Berbentuk empat persegi panjang. Semuanya terbuat dari kayu berkualitas.
Termasuk “lantainya”. Sedang di bagian depan ada tambahan untuk tempat makan.”Makanan utamanya adalah konsentrat (
makanan ternak siap saji yang berbentuk pril/bulir), ditambah rumput gajah dan
rumput lainnya.Dan harus terjaga jangan sampai kekurangan. Sebab ini menjadi
salah satu factor penentu tinggi rendahnya produksi susu yang dihasilkan,”
tutur pengelola Haidar Farm, Imam
Santoso. Sedang “bosnya” Teguh, kebetulan tidak ada di tempat saat Bemo
berkunjung ke peternakan ini pekan lalu.
Selain pakan, yang juga
harus dilakukan pengelola adalah setiap hari memandikan seluruh kambing Sapera
yang saat ini berjumlah 50 ekor. Dibarengi dengan pembersihan kandang dan
lingkungannya. Sehingga seluruh kambing
yang sebagian besar berbulu putih nampak bersih dan tidak berbau.Saat ini baru menghasilkan
Selain itu Kualitas
reproduksi kambing Sapera terbilang baik, karena satu ekor induk mampu
menghasilkan anak (cempe)
satu sampai 3 ekor dalam satu kali proses beranak. Ternak kambing atau domba
yang mampu beranak lebih dari satu ekor disebut dengan prolifik (banyak anak).
Sebaiknya cempe jantan yang diperoleh dari prolifik dipelihara sebagai pemacek,
supaya keturunannya juga prolifik. Alasannya karena sifat genetik prolifik pada
jantan lebih dominan dibandingkan betina.
Salah satu kunci keberhasilan
ternak perah, seperti kambing Sapera, diwajibkan beranak (menghasilkan anak
atau keturunan) sehingga dapat berproduksi susu karena sedang pada periode
laktasi. Periode ternak menghasilkan anak disebut dengan calving interval (Selang
Beranak), yaitu jumlah hari atau bulan antara proses beranak yang satu dengan
proses beranak berikutnya yang sangat berpengaruh terhadap efisiensi reprodusi
ternak perah.
Ternak kambing secara umum
periode kebuntingannya berlangsung selama 150-152 hari atau ± 5 (lima) bulan,
sehingga calving
interval yang ideal rata-rata 8 (delapan) bulan, dan dalam 2
(dua) tahun dapat melahirkan anak sampai 3 (tiga) kali. Tetapi di kalangan
peternakan rakyat rata-rata calving
interval-nya mecapai 10 – 14 bulan sehingga dalam 2 (dua) tahun
hanya mampu beranak 2 (dua).(Sup).
Posting Komentar