Jalan Usaha Tani Desa Jojo Tidak Sesuai Bestek


Papan nama proyek dan jalan usaha tani blok Kudo desa Jojo Mejobo Kudus, foto by Sup

Kudus, Berita Moeria (Bemo)- Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) Desa Jojo Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus diduga tidak sesuai bestek( Bahasa Belanda). Diantaranya menyangkut ukuran lebar jalan, sehingga berpengaruh antara lain terhadap kualitas bangunan dan kerugian keuangan..

             Dalam papan nama yang terpasang di jalur UT tersebut , Senin ( 6/6/2022) tertulis volume kegiatan 350 meter x 3,5 meter x 0,15 meter. Atau dengan kata lain panjang  lebar jalan tertulis : 350 meter, lebar 3,50 meter, tinggi (tebal) 0,15 meter. Namun setelah diukur di tiga titik yang  berbeda, lebar jalan rata rata tercatat hanya 2,55- 2,60 meter. Atau ada selisih kurang 0,90 – 95 meter.

             Sedang untuk ketebalan jalan yang diukur secara acak di sisi kanan kiri dan di tiga titik yang berbeda tercatat  0,20 meter. Atau lebih “tebal “ 0,05 meter dari yang ditetapkan  0,15 meter.

             Dengan terjadinya perbedaan dalam ukuran tersebut diduga, Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) proyek pembangunan JUT Desa Jojo yang terdiri Sunthi Pujianto, Suroto dan Supriyono menikmati keuntungan berlebih. Sunthi Pujianto sendiri sampai saat ini juga “menjabat” sebagai Ketua Penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) Tirto Unggul desa setempat.

Mengukur lebar jalan usaha tani desa Jojo Mejobo Kudus, foto by Sup

            Dari papan nama proyek tersebut juga tercatat rancangan anggaran ( biaya) Rp 282.596.132,- (termasuk PPN 11 persen).Dengan sumber dana dari Dana Desa tahun anggaran (TA) 2022. Waktu pelaksanaan Mei 2022. Dan pada posisi Senin (6/6/2022) sudah rampung 100 persen.

BPD Tidak dilibatkan

             Menurut Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Jojo,Anton yang ditemui terpisah, pihaknya sejak perencanaan proyek, hingga proyek rampung 100 persen  dan sampai Senin (6/6/2022) tidak dilibatkan dalam pembangunan JUT Blok Kudo tersebut. Meski sebenarnya banyak hal yang harus dikritisi . Antara lain tentang realisasi proyek dan personil pelaksana proyek.

             Namun terlepas dari hal tersebut, JUT itu sendiri tentu saja cukup bermanfaat bagi warga/masyarakat. Khususnya para petani. Hanya saja perlu dilanjutkan- disambung hingga tepi sungai Jratun. Termasuk ruas jalan yang belum dicor ulang. Dan tentunya masih ada JUT yang harus dibangun lagi.Antara lain di seputar  sungai kecil yang berbatasan dengan Desa Kesambi.

Mengukur ketebalan - ketinggian jalan usaha tani desa Jojo Mejobo Kudus, foto by Sup

             Selain pembangunan JUT menurut  Anton,  normalisasi sungai besar, menengah, kecil, yang nyaris setiap musim penghujan memunculkan masalah ( kebanjiran/genangan) yang melintas di wilayah Desa Jojo juga harus dilakukan. Hanya saja terbentur berbagai hal. Terutama menyangkut regulasinya. Sekarang penanganan sungai berada di ranah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali- Juwana”tuturnya.(Sup)

Komentar

Lebih baru Lebih lama