Bendung Logung, Sepi Wisata dan Belum Menjamah Sektor Pertanian

Gerbang Wisata Bendung Logung Desa Kandangmas Dawe Kudus, foto by Sup

Kudus, Berita Moeria (Bemo) – Secara  umum  bendung Logung yang berada di perbatasan Kecamatan Dawe dan Jekulo Kabupaten Kudus (Jawa Tengah) sebagai salah satu  tempat wisata masih dalam kondisi sepi.

Selain itu jaringan irigasi dan pola tanam belum tersentuh. Sedang fungsi lain sebagai pemasok air bersih yang ditangani Perusahaan Daerah Air Minum, juga masih dalam proses.

Berdasarkan “pandangan mata” Berita Moeria (Bemo) pada Sabtu  siang hingga menjelang sore hari ( 4/6/2022), yang di awali dari pintu gerbang yang berada di tepi jalan raya .Pojok depan Balai Desa Kandangmas. Ditandai dengan taman mungil dengan tulisan besar menyolok Wisata Bendung Logung Desa Kandangmas.

             Kemudian berbelok ke kiri dari arah depan Balai Desa –Lapangan Desa Kandangmas. Menyusuri jalan beton sepanjang sekitar 100 meter yang di kanan kirinya tumbuh subur  puluhan pohon penghijauan-turus jalan.

             Lalu tiba di “gerbang” Selamat Datang di Wisata Speedboat Logung. Di sisi kanan gerbang terlihat papan nama Wisata Prau Logung, sehingga  wisatawan bisa memilih mau berprau “tradisional” atau berprau cepat.

             Kedua lokasi yang disambangi Berita Moeria terlihat sepi. Satu rumah makan yang menyajikan berbagai menu. Dengan tempat nyaman, termasuk tempat parkir lumayan luas, hanya terlihat beberapa mobil dan sejumlah sepeda motor.

             Sedang dua warung yang lebih sederhana dan berada di seputar tepi bendungan, malah tidak terlihat adanya mobil. Hanya beberapa sepeda motor terpakir .  Kemudian sejauh mata memandang, terlihat sejumlah pemancing dan  perahu tradisonal maupun perahu cepat yang masih tertambat di bibir bendungan. Tak terlihat personilnya.

             Di papan nama terlihat susunan – struktur organisasi pagayuban  speedboat Desa Kandangmas yang diketuai rumain dan dilengkapi empat seksi. Lalu di bawah papan nama itu hanya terlihat seekor monyet yang ditaleni dengan seutas tali.

Speedboat nganggur karena sepi wisatawan di Waduk Logung Kudus, foto by Sup

             Kemudian saat bergeser ke arah timur ke bangunan induk pintu gerbangnya juga tertutup rapat. Lalu saat menyusuri jalan berasapal di tepi waduk jurusan ke Desa Tanjungrejo, juga tidak terlihat sekelompok warga yang menikmati pemandangan bendung Logung dari jarak jauh.

             Bendungan yang diproyeksikan mampu menampung sekitar 20 juta meter kubik air tersebut, nampaknya  saat ini hanya terisi sekitar separuhnya saja.

Hidrologi dan konservasi            

             Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno sektor wisata di Bendungan Logung harus tetap memperhatikan prinsip hidrologi dan konservasi dari hulu ke hilir. Sedang panorama yang tersaji di sekeliling bendungan membuatnya memiliki keistimewaan dibanding dengan bendungan lain , yaitu  panorama Gunung Muria menjadi daya tarik tersendiri.

             Pengertian hidrologi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar  pergerakan, distribusi dan kualitas air yang ada di bumi.

             Sedang definisi konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan cara pengawetan  Dengan cakupan tidak hanya tentang alam saja, melainkan tentang warisan budaya, lingkungan binaan monument, arekeologi, bangunan penting bersejarah, lanskap, ekologi hingga sumber daya yang ada. Termasuk konservasi satwa liar.          

                                       

Tempat penjala ikan di ujung sungai dan bendungan Logung per Sabtu 4 Juni 2022, foto by Sup
                                                                                                                                                                                                  Bendung Logung

Menurut data yang dihimpun Berita Moeria (Bemo) dari berbagai sumber,  bendung tersebut  merupakan salah satu diantara  65 bendungan yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR).untuk mendukung program Nawa Cita Presiden Joko Widodo.

Dari jumlah tersebut tujuh unit diantaranya dibangun di Jawa Tengah. Pembangunan Bendungan Logung membutuhkan waktu sekitar 5 tahun . Dimulai sejak tahun 2014 dengan jangka waktu pelaksanaan 1.460 hari kalender hingga akhir  2018 dengan nilai kontrak Rp 620 miliar, Ditangani bersama antara  PT Wijaya Karya & PT. Nindya Karya.

Menurut Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA)  Kementerian PUPR, Hari Suprayogi ketika menyaksikan acara “impounding (pengisian awal bendungan)  Bendungan Logung , Selasa (18/12/2018), bendungan ini  mampu menampung air sekitar 20,15 juta meterkubik, dengan volume efektif sebesar 13,72 juta meterkubik.

Air sebanyak itu diproyeksikan mampu  memenuhi kebutuhan air irigasi untuk lahan  seluas maksimal 5.296 hektar. Dengan rincian luas irigasi eksisting 2.805 hektar  dan irigasi pengembangan 2.491 hektar .

Lalu untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 200 liter/detik ,pengendalian banjir dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro sebesar 0,50 MW Bahkan bisa dijadikan obyek wisata, dengan ketentuan pemerintah kabupaten (Pemkab) sebagai pengelolanya...

Sedang sungai Logung sendiri dengan panjang 20,125 kilometer secara keseluruhan mempunyai luas Daerah Tangkapan Air (DTA) sekitar  43,81 kilometer persegi dan memiliki beberapa anak sungai yang besar- kecil.

Adapun aliran sungai di bagian atas berada lereng tenggara Gunung Muria, berbentuk memanjang arah utara- selatan. Mulai dari puncak G. Argojembangan ( dengan ketinggi 1.300 meter di atas permukaan laut) sampai ke Dukuh Slalang, di kaki perbukitan Gunung Patiayam dengan ketinggian  sekitar 350 meter di atas permukaan laut..

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam akun facebook per Jumat 17/2/2017 antara lain menulis “salut kepada insinyur insinyur Indonesia dapat membangun sendiri bendungan setinggi 55 meter dengan panjang 350 meter. Hari Jumat  17 Februari 2017 saya bersama Menteri PUPR, Gubernur Jawa Tengah, Bupati Kudus dan jajarannya mengunjungi bendungan Logung di Kudus.  Saya ingin memastikan bahwa uang yang dibayarkan kepada masyarakat melalui pajak dapat bermanfaat  kembali untuk masyarakat.

Kini pada posisi Minggu 5 Juni 2022, atau setelah lebih dari lima tahun, para pejabat itu mengunjungi bendung Logung, pemanfaatan bendung itu belum banyak dirasakan masyarakat.

Dari sisi pertanian- belum/tidak adanya pembenahan jaringan irigasi hingga pengaturan pola tanam. Untuk kebutuhan air bersih masih dalam proses dan dari sisi wisata juga masih tertatih –tatih.(Sup)

Komentar

Lebih baru Lebih lama