Kudus, Berita Moeria (Bemo)- Ahmad Ainun Naim meninggal akibat luka bakar di sekujur tubuhnya pada Minggu ( 22/5/2022) terkait dengan terbakarnya instalansi pabrik gula (PG) Rendeng Kudus, Kamis ( 19/5/2022). Korban dimakamkan di pekuburan umum Kaliputu, Minggu malam sekitar pukul 21.00 WIB. Setelah sempat dirawat di rumah sakit umum Mardi Rahayu Kudus.
Sedang
situasi rumah duka di Desa Mlati Lor Kecamata
Kota Kudus, sampai dengan Senin petang (23/5/2022) masih banyak didatangi para tamu- terutama kaum
ibu,
Terlihat dua karangan bunga. Di samping
kanan pagar rumah karangan bunga berasal dari Kopensa ( tidak diketahui
singkatannya). Satu lagi di samping kiri
dari Konsursium Wika- Barata Proyek
Revitalisasi PG Rendeng.
Sampai
berita ini ditulis pada Senin malam ( 23/5/2022) belum ada penjelasan resmi
dari pihak PG Rendeng , Wika-Barata, maupun kepolisian, tentang kasus terjadinya kebakaran tersebut.
Terkesan pihak PG Rendeng maupun Wika- Barata menutup-nutupi kasus ini.
Informasi yang diperoleh Bemo, kali pertama adanya kiriman video dari salah grup Whats App (WA)pada Minggu sore pukul
17.46 WIB, dengan “judul” Pabrik Gula Rendeng Monitor- 2. Pada puku 20.09 WIB ada tambahan informasi “
ternyata itu kebakaran kejadian hari kamis kemarin”.
Sekitar
pukul 21.00 WIB cek ke PG Rendeng- tidak nampak ada tanda tanda terjadinya kebakaran.
Bersamaan itu muncul informasi adanya korban kebakaran meninggal dan tengah
dimakamkan di Kaliputu Kecamatan Kota Kudus.
Pelacakan
dilanjutkan ke Pusat pengendalian operasional (Pusdalop) Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus- lokasinya sekitar 100 meter
depan-selatan PG Rendeng. “Kami tidak
diberitahu sejak kejadian kebakaran hingga sekarang. Namun diantara kami sempat
mengetahui. Tapi tidak bisa bertindak, karena tidak ada pemberitahuan atau
permintaan dari PG Rendeng. “ ujar dua petugas Pusdalop BPBD saat ditemui
Senin siang di ruang kerjanya.
Lalu
menemui sumber berita yang
memperlihatkan foto korban saat berada
di rumah sakit, saat dimakamkan di
pekuburan dan video kebakaran. Semuanya menunjukkan bukti, jika memang terjadi
kebakaran dan ada seorang yang
meninggal.
Sesuai standar K3 ?
Menurut
Rohmad, asisten SDM PG Rendeng , pada
saat kejadian tidak ada kegiatan produksi, karena mesin rusak. Pihaknya juga
melakukan pengecekan rutin dan mentrapkan standar Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K-3). Itu dianggap musibah dan di luar kendali- ujarnya kepada Muria News.
Padahal
sesuai penjelasan resmi dari pihak PG Rendeng, pabrik gula yang didirikan pada
tahun 1840 itu mengawali musim giling
2022, pada Minggu (15/5/2022). Setelah didahului dengan ritual nggantingi sekaligus menandai
selesainya revitalisasi yang berlangsung
selama dua tahun.
Jika ternyata pada
Kamis ( 19/5/2022) mesin rusak- produksi/giling berhenti dan muncul kebakaran,
menjadi pertanyaan besar sejauh mana kinerja Wjaya Karya (Wika)- Barata selaku
konsursium revitalisasi dan PG Rendeng
sendiri.(Sup)
Posting Komentar