Sangkal Putung Menanti Luapan Pengunjung

Taman seputar Mbalong sangkalputung bantuan dari salah satu perusahaan rokok terbesar di Kudus

Kudus, Berita Moeria(Bemo)- Mbalong Wisata Sangkalputung- sempat menjadi tempat wisata baru yang banyak dikunjungi warga Kudus. Dan sempat nongol di urutan delapan besar tempat wisata terlaris di Kota Kretek.

            Namun hanya beberapa saat. Sebab “disapu” dengan munculnya pageblug Covid 19.”Baru beberapa hari terakhir mulai dikunjungi warga lagi. Terutama pada menjelang pagi, pagi hari dan menjelang senja. Pemandangan alamnya cukup bagus. Kami berharap pada syawalan atau kupatan, Senin mendatang pengunjung berlipat ganda. Sekaligus sebagai awal kebangkitan tempat wisata ini,” tutur, Joko Mono-  pemilik warung makan Joyo Kusumo, yang berlokasi di dalam komplek wisata Sangkalputung Desa Kesambi Kecamatan Mejobo. Sekaligus sebagai ketua kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) desa setempat, Jumat tengah hari (6/5/2022).

            Lokasinya bisa ditempuh lewat jalan pojok depan utara pasar Brayung( sebelum jembatan ) belok ke kanan (dari arah pasar), mentok, belok kiri, mentok tanggul sungai, susuri tanggul sungai ini hingga jembatan ke 10 ( termasuk jembatan jembatan kecil). Lalu berbelok ke kiri melewati jalan desa sejauh beberapa ratus meter. Juga bisa ditempuh melalui Desa Jojo.   

Salah satu kolam di komplek wisata mbalong sangkalputung desa Kesambi Mejobo Kudus

            Seputar tempat wisata ini dikelilingi sawah yang nyaris setiap tahun terendam banjir. Dan sejauh mata memandang bisa disaksikan kawasan Gunung Muria, Pegunungan Kendeng dan Bukit Patiayam.

            Joko Mono juga  merasa perlu untuk mengklarifikasi tentang sebutan sangkalputung yang terlanjur “salah kaprah”. “Yang benar sengkal- nama lain dari garu pembajak tanah dari bahan baku kayu. Karena ilat “Jawa” berubah menjadi sangkal. Saat itu sekal dijadikan alat untuk menggarap lahan tanaman tebu. Sedang lokasinya ya di seputar lokasi yang ada sekarang ini.” tegas Joko Mono.

Joko Mono berkaus putih tengah melayani pembeli di dalam warung makannya

            Mbalong Sangkal Putung dioperasikan menjelang akhir Maret 2021 dan menurut  Kepala Desa Kesambi , Masri,  luasnya luasnya sekitar tiga hektar. Lahannya tergolong  kurang produktif, karena setiap musim penghujan nyaris tergenang banjir.

 Dengan berubah fungsinya lahan menjadi tempat wisata diharapkan menjadi sarana rekreasi. Sekaligus sumber penghasilan baru bagi sejumlah warga desanya. Adapun fasilitasnya tergolong masih kurang memadai. Hanya berupa kolam yang dijadikan sarana untuk mengoperasikan “ perahu becak” atau “perahu bebek”. Ditambah memanfaatkan sebagian sungai kecil di sisi timur komplek menjadi tempat praon (berperahu).”Sekarang sudah dikembangkan menjadi tiga kolam, sehingga lebih luas.Jalannya juga sudah diperkeras. Termasuk pembersihan enceng gondok yang menelan biaya sekitar Rp 2,5 juta, sehingga kegiatan praon akan lebih lancar.” tutur Joko Mono penuh optimis.(Sup)

Komentar

Lebih baru Lebih lama