Pasar PAD Terbesar Pemdes Jepang

Wajah depan pasar Jepang Mejobo Kudus dari arah sisi timur, foto by Sup

Kudus, Berita Moeria (Bemo) – Hasil dari sewa, retribusi kios,los, lelang parkir hingga kamar mandi-WC pasar, merupakan hasil terbesar pendapatan asli desa (PAD) Pemerintahan desa (Pemdes) Jepang Kecamatan Mejobo Kudus. Sebelum dibangun ulang, pasar desa tersebut “hanya” menghasilkan sekitar Rp 750 juta per tahun. Tapi setelah selesai dibangun pada akhir tahun 2021. maka diproyeksikan akan melonjak di atas Rp. 1 miliar. “ Selain itu kami juga mampu menghemat dana pembangunan pasar hingga kisaran Rp 4 miliar. Semua proses pembangunan, maupun menyangkut sewa, retribusi dan sebagainya bersifat terbuka. Tidak ada yang ditutup-tutupi “ ujar Kepala Desa (Kades) Jepang, Indarto (59) yang ditemui di kantor desa setempat, Selasa (17/5/2022).

            Ia menambahkan,  pembangunan pasar Desa Jepang, jika ditangani pemborong/kontraktor biayanya dipatok Rp 7 miliar. Namun mengingat kemampuan keuangan desa, atau anggaran pembangunan  belanja desa (APBDes) hanya sekitar Rp 3,5 miliar/tahun.  Sehingga harus menyisihkan sebagian besar anggaran dan butuh waktu paling tidak lima tahun. “ Akhirnya kami memutuskan, pembangunannya ditangani sendiri pihak desa. Dan ternyata hanya menghabiskan biaya sekitar Rp 3, 5 miliar. Itupun kami masih dibantu Pemerintahan kabupaten (Pemkab) Kudus Rp 2 miliar,”

Kepala Desa Jepang Mejobo Kudus, Indarto. Foto by Sup

            Dengan dana Rp 3,5 miliar tersebut, maka terbangunlah 40 kios. Dengan rincian 29 kios  yang disewakan Rp 2,5 juta/tahun dan 11 kios disewakan Rp 1,7 juta/tahun. Lalu 115 los  yang disewakan Rp 125.000/meter persegi/tahun dan  150 lesehan.

            Semua pedagang dikenakan retribusi antara Rp 2.000 – Rp 3.000 per hari, yang dibayar setiap bulan dan dihitung dari pasar itu dibuka. Tanpa dipungut surat ijin pendasaran “Artinya berjualan atau tidak berjualan tetap dihitung. Ini sudah disetujui semua pedagang. Bertujuan agar setiap pedagang benar benar menjalankan profesinya dengan benar. Jika tidak mau, kami cabut haknya. Semua pembayaran masuk ke rekening desa,” kata Indarto lagi.

            Sedangkan dari areal parkir pasar, Pemdes telah memperoleh dana segar Rp 210 juta, dari pemenang lelang parkir untuk kurun waktu dua tahun. Atau Rp 105 juta/tahun. Pengelola parkir yang ditemui terpisah membenarkan hal itu dan sudah memberlakukan biaya parkir untuk sepeda motor Rp 1.500,- dan mobil Rp 3.000,-  sejak 29 Desember 2021.

            Berdasarkan “laporan” APBDes Jepang 2021 secara terbuka yang tertulis dalam beberapa spanduk, tercatat  pendapatan desa mencapai Rp 5,1 miliar. Dari jumlah tersebut pendapatan/penerimaan terbesar dari PAD, yaitu Rp 1,2 miliar. Dan sekitar Rp 750- 800 juta dari pasar desa. PAD tersebut lebih besar  dibanding PAD 2020 yang “hanya” Rp 839, 5 juta.    

APBdes Jepang Mejobo Kudus 2021 dan 2022 Foto by Sup

            Meski, pembangunan pasar desa Jepang, masih harus dilanjutkan dengan membangun pagar dan mengaspal/paving untuk komplek pasar yang mencapai luas  sekitar 3.700 meter ini, namun  Ketua DPRD Kudus menyambut baik model pembangunannya. Selain penyertaaan modal dibantu Pemkab, penanganannya secara swakelola dan menghasilkan PAD yang lumayan besar, maka ke depannya akan dijadikan rujukan dalam pembangunan serupa.

            Sedang berdasarkan pantauan Bemo, di sejumlah pasar yang pembangunannya dibiayai dari pemerintah,  ketika sudah rampung 100 persen, banyak kios dan los yang dijual belikan. Bahkan ada pula yang diberikan gratis pada oknum tertentu. Anehnya lagi hasil penjualan itu ternyata tidak disetorkan ke kas daerah atau lewat Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Kudus yang dikepalai Eko Jumartono.

            Sedang harga kios bervariasi antara puluhan juta hingga ratusan juta per unit. Tergantung lokasi/letak dan besar kecilnya jumlah pedagang serta pendapatan rata rata per hari setiap pasar.  Banyak pihak di lingkungan Pemkab Kudus yang ditanya kasus ini- semuanya masih diam membisu – Hanya menjawab nanti saya/kami tanyakan kepada yang berwenang

            Menurut data yang diunduh dari Badan Pusat Stastik (BPS) Kabupaten Kudus 2021, di Kota Kretek tercatat 6 pasar daerah yang dikelola Dinas Perdagangan, 18 pasar desa yang dikelola desa setempat dan 3 pasar hewan.(Sup)

Komentar

Lebih baru Lebih lama