Kudus, Berita Moeria
(Bemo)- Kemampuan
pabrik gula (PG) Rendeng di Kudus akan teruji dalam musim giling (MG) 2022.
Yang telah dimulai 15 Mei 2022 hingga 97 hari ke depan.
Apakah mampu memenuhi target
menggiling tebu sebanyak 270.000 ton,
dari lahan tebu seluas 4.000 hektar milik petani tebu di Kabupaten Kudus,
Jepara, Pati dan Rembang. Mampu pula menghasilkan 18 ton gula pasir dan mematok rendemen 7,1 persen. Rendemen tebu adalah kadar
kandungan gula didalam batang tebu yang dinyatakan dengan persen. Rendemen 7,1 %, artinya: dari 100 kilogram tebu yang
digilingkan di PG Rendeng akan diperoleh
gula sebanyak 7,1 kilogram.
Selain
itu menurut Kepala Tanaman PG Rendeng, Febri Prasetyawan dalam penjelasannya
kepada wartawan Kamis ( 12/5/2022), pihaknya juga mentargetkan kapasitas giling
secara bertahap ditingkatkan dari 25.000 kuintal – menjadi 40.000 kuintal tebu/
24 jam. “Itu semua setelah sekitar dua tahun merevitalisasi PG Rendeng dengan
dana Rp 250 miliar dari Penyertaan Modal
Negara,” ujarnya.
Pada
posisi Minggu sore (15/5/2022) pukul 15.30 WIB, tidak nampak adanya atrian
armada truk di seputar PG Rendeng. Hanya ada dua buah truk sarat dengan
tebu, yang “menimbangkan” diri, di areal penimbangan- sebelah timur pagar PG-
berdekatan dengan pemukiman warga.
Sedang
di bagian belakang PG, terlihat
rangkaian panjang lori tebu yang
terdiri dua lapis. Sejumlah anak nampak bermain dan diantaranya mengambil tebu
dari atas lori untuk dimakan.
Lalu
di bagian timbang ada sejumlah petugas- namun saat ditanyakan jumlah truk yang
membawa tebu dan besarannya tidak bersedia menjelaskan secara rinci. Termasuk
rendemen tebu. “ Sedang alat ini hanya sebagai “sampel”. Resminya berada di
kantor.” ujar petugas berbadan tambun yang tidak bersedia disebut namanya.
Alat
tersebut mirip dengan alat “tester” yang digunakan untuk mendeteksi kadar
beras. Berbahan baja putih yang dibagian
ujungnya lancip. Alat ini dicobloskan pada
batang tebu yang berada di atas truk. Muncullah rendemen tebu sementara.
Berdasarkan
catatan Bemo, terhitung sejak musim giling 2012, posisi PG
Rendeng (Kudus) tercatat sebagai salah
satu diantara 9 PG milik PTP Nusantara
IX Jateng dengan rapor merah, sehingga Administratur PG Rendeng, Suwito
terpaksa diganti dengan Teguh Agung Trinugroho yang baru beberapa bulan
dilantik.
Untuk mengembalikan kejayaan pergulaan di Jawa Tengah, termasuk PG Rendeng,
maka sejak musim giling 2012, seluruh Administratur menanda-tangani semacam
“kontrak kerja”. Jika ternyata tidak mampu melaksanakannya dengan sendirinya yang bersangkutan harus
mundur., tanpa saya lebih dahulu meminta mundur.” ujar Direktur Utama PTP
Nusantara IX S Hartoyo saat meninjau PG
Rendeng awal 2012.
Di tangan administratur PG Rendeng yang baru , Wisnu Pangaribowo,
“penampilan” PG yang telah berusia 178 tahun( kini pada 15 Mei 2022 telah
berumur 182 tahun, dihitung sejak “kelahirannya” 1840)juga masih payah.
Revitalisasi yang dicanangkan pada 22 Agustus 2017, dengan biaya Rp 225 miliar dan ditangani konsursium
PT Wijaya Karya dan PT Barata Indonesia, hingga Selasa (15/5/2018) juga belum
rampung. Akibatnya kapasitas produksi
musim giling 2018 masih terseok-seok.(Sup)
Posting Komentar