Jepara, Berita Moeria - Peringatan Hari Jadi Kabupaten Jepara yang ke 473, ditandai dengan kirab dari pendopo kabupaten menuju komplek makam dan masjid Mantingan yang berjarak sekitar tiga kilometer. Setelah dalam dua tahun tidak digelar kirab, karena Covid-19.
Sebelum kirab, di komplek pendopo
kabupaten lebih dahulu digelar tari
gambyong dan sendratari Ratu Kalinyamat. Sedang pemeran Ratu Kalinyamat
adalah Fatika Jovanta Syatira, perempuan usia 18 tahun. Asal Desa Krapyak
Kecamatan Tahunan Jepara dan tercatat sebagai mahasiswa Universitas Muria
Kudus.
Kirab hari jadi yang mengusung
tema Manunggal Karsa Mbangun Jepara- atau terjemahan bebasnya satu tekat membangun
Jepara melibatkan ratusan peserta dan menjadi ajang tontonan menarik bagi
warga Kota Ukir. Termasuk Bupati Jepara, Dian Kristiandi, pimpinan DPRD dan
unsur pimpinan daerah lainnya, Sabtu sore ( 9/4/2022).
Sosok Ratu
Kalinyamat.
Hari
jadi Jepara ditetapkan berdasarkan pada sejarah tentang kenaikan tahta Ratu
Kalinyamat pada 12 rabiulawal 956 Hijriah, atau bertepatan dengan 10 April 1549 Masehi.
Ditandai dengan Condrosengkolo Trus
Karyo Tatananing Bumi.
Ratu Kalinyamat adalah putra Raja Demak Sultan Tranggono (
1521-1546) dengan nama Retno Kencono. Ia menikah dengan Sunan Hadlirin, tapi
tidak dikaruniai seorang pun putra.
Pemerintah Portugal (Portugis)
menjulikinya/ mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame, yang
bermakna “Ratu Jepara seorang wanita yang kaya, berkuasa dan seorang perempuan pemberani.
Hal tersebut dilatar-belakangi dengan aksi heroik menyerang Malaka
pada tahun 1512-1513, 1551 dan 1574-1575 ( Buku Kerajaan Kerajaan Islam Pertama
di Jawa, yang ditulis DR De Graaf dan DR
Pigeaud halaman 129). Meski
serangan melalui armada lautnya
dikalahkan Portugis. Dan juga dikenal dengan aksi bertapa tanpa busana di Bukit Danarojo Keling.Selama pemerintahan
Ratu Kalinyamat perdagangan antara
Jepara dengan daerah seberang ramai sekali.
Ratu Kalinyamat yang konon
dilahirkan pada 1520 dan meninggal pada
1579. Kemudian dimakamkan di Mantingan berdampingan dengan suaminya. Makamnya
berada dalam sebuah cungkup yang
nyaris setiap hari di kunjungi peziarah.
Sedang di depan cungkup, terlihat
puluhan nisan dari batu. Komplek makam tersebut
berada di tepi jalan raya. Sedikit di atas ketinggian yang berpagar
tembok dan dihiasai tiga gapura. Menyatu
dengan komplek Masjid Mantingan yang berhalaman cukup luas.
Masjid Mantingan dibangun pada tahun
Jawa 1481 atau tahun Masehi 1559. Ditandai dengan condra sengkala rupa brahmana warna sari. Atau sepuluh
tahun sejsk meninggalnya Sunan Hadlirin dan Sunan Prawata. Di dinding masjid
terdapat sejumlah relief sebelum Islam.
Kraton Ratu Kalinyamat.
Ida Lestari,
Kabid Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jepara
membenarkan adanya bekas Keraton Kalinyamat di Desa Robayan Wetan, , Kriyan dan Bakalan. Ke tiga desa ini
berdekatan dan berada di Kecamatan Kalinyamat.. Dan pernah berulang kali memetakan sejumlah titik yang
diyakini memiliki kaitan erat dengan Keraton Kalinyamat.
Ia menambahkan di
pinggir Kali Bakalan yang ditunjuk Wawan- salah satu warga desa Kriyan memang
merupakan sisa Keraton Kalinyamat.” Tembok
dan susunan batu anak tangga pada zaman dahulu disebut pagar kuto bubrah.
Kemudian ada tempat Ratu Kalinyamat menerima tamunya atau disebut sebagai
pasebahan. Ada juga tiga artefak berupa bebatuan yang diduga peninggalan
Sultan Hadlirin di Masjid Kriyan. Mengingat Sultan Hadlirin berdarah campuran
Tionghoa, maka di batunya ada tulisan Cina. Lalu ada kentongan dari pohon
nangka yang juga disinyalir dari peninggalan kerajaannya,".
Sedang sebagian
besar sisa Keraton Kalinyamat saat ini sudah berubah bentuk menjadi rumah-rumah
warga. Disbudpar juga terkendala dengan minimnya data tertulis, tidak adanya
arkeolog yang bertugas di Jepara. Sedangkan dinasnya selama ini hanya bisa
menelusuri sisa Keraton Kalinyamat sebatas dari penuturan perangkat desa
setempat.
Meski begitu, dalam
tahun 2022, Ida bersama tim kebudayaan Disbudpar akan mencari benda-benda yang
diduga jadi cagar budaya bekas Keraton Kalinyamat. Di samping itu, pihaknya
akan mengumpulkan bukti-bukti peninggalan Keraton Kalinyamat di Desa Robayan
Wetan, Kriyan dan Bakalan.
"Ini
sudah sesuai arahan dari Pak Bupati Jepara, sehingga kita akan bergerak mulai
tahun 2022 untuk meneliti jejak peninggalannya Keraton Kalinyamat. Kita akan
kumpulkan akademisi, sejarahwan dan pakar-pakar untuk menghimpun data-data yang
akurat supaya nantinya bisa jadi pegangan untuk meningkatkan literasi sejarah
tentang kerajannya Ratu Kalinyamat," ujarnya.(idn.time/Sup)
Posting Komentar