Bogor, Berita Moeria (Bemo) - Bapak perbenihan Indonesia, Prof. Sjamsoe’oed Sadjad, Kamis malam pukul
19.25 WIB ( 28/4/2022) meninggal dalam
usia 90 tahun 10 bulan.
Sadjad lahir di Madiun, 24 Juni 1931. Bersekolah di Sekolah
Menengah Atas Budi Utomo Jakarta dan melanjutkan studi di Jurusan
Pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas Indonesia dan lulus tahun 1961.
Pernah mengikuti program pendidikan untuk staf pengajar pada tahun 1957 ke Universitas
Kentucky yang merupakan program kerja sama dengan Universitas Indonesia yang
bernama Kentucky Contract. Program ini juga mendapatkan bantuan
dari Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Sadjad kemudian melanjutan studi magisternya di Mississippi
State University dan lulus pada tahun 1963
jurusan Teknologi Benih dengan gelar Master of Agronomy. Meraih gelar Doktor Ilmu
Pertanian dengan disertasinya berjudul Kertas Merang untuk Uji Viabilitas Benih.
Menikah dengan Retno Winarni yang meninggal pada tahun 2000 dan memiliki
empat orang anak. Pertama, Dr. Ir. Rhiza S. Sadjad, Doktor
lulusan Universitas Wiconsin yang kini dosen di Universitas Hasanuddin. Selanjutnya, Mirza
S Sadjad, Elza S Sadjad dan Roza S Sadjad yang merupakan lulusan Doktor
dari Universitas Negeri Oregon.
Roza meninggal dalam peristiwa Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004
bersama kedua anaknya, Maureen dan Tazkia. Namanya diabadikan menjadi sebuah
nama ruang seminar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Syiah Kuala.
Dalam perjalanan
karirnya, Sadjad pernah menjadi
asisten dosen Prof. Ir Gunawan Satari pada tahun 1957. Ia diangkat menjadi staf
pengajar selama setahun pada tahun 1958 atas perintah Dekan
Pertanian Thoyib Hadiwidjaja.
Sadjad menjadi Dekan Fakultas Pertanian IPB pada tahun 1965-1966 sekaligus menjadi
Kepala Laboratorium ilmu Benih pada 1964 hingga 1996. Lalu, diangkat menjadi Guru
Besar Ilmu pertanian pada tahun 1981 dan pensiun pada tahun 1996.
Sempat menjabat Guru Besar tetap di Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi, Surakarta dari
tahun 1997-2005. Kemudian Tahun 1997 mendapatkan gelar Profesor Emeritus dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan pada tahun 1997.
Bagi Tabloid Sinar Tani, Prof. Sadjad begitu
sapaan akrabnya, semasa sehat kerap menulis untuk rubrik Agriwacana. Berbagai
pemikiran mengenai kondisi perbenihan dituangkan dalam tulisan-tulisannya.(Sup)
Posting Komentar