Jakarta, Berita Moeria (Bemo) — Bahasa Indonesia berpotensi menjadi bahasa internasional di Asia Tengara, bahkan dunia. Penutur bahasa Indonesia berjumlah cukup signifikan dan tersebar di banyak negara/wilayah, sehingga menurut Kompas, Kamis (28/4/2022), peta jalan jalan penginternasionalan bahasa Indonesia perlu dibangun.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi E Aminudin Aziz, Rabu(27/4/2022),
mengatakan, peluang internasionalisasi bahasa Indonesia menjadi besar karena tingginya
minat orang asing belajar bahasa Indonesia.
Ada 143.000
pemelajar aktif Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing(BIPA). BIPA diajarkan di 49
negara, antara lain di Spanyol,Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan
Jepang.Jumlah penutur bahasa Indonesia di Indonesia diperkirakan 269 juta
orang, sementara di wilayah Asia Tenggara lain mencapai 5,2 juta orang.
Berdasarkan data ASEAN UP, dari proyeksi jumlah penduduk
periode 2016-2026, populasi Indonesia sebesar 40,89 persen atau terbesar di
ASEAN.Adapun jumlah penutur bahasa Indonesia di AS dan Eropa diprediksi 2 juta
orang. Penutur bahasa Indonesia di Asia Pasifik dan Afrika sebanyak 2,4 juta orang.
Ia mengatakan, ada jaminan hukum untuk berbahasa Indonesia,
yaitu UUD 1945, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009, Peraturan
PemerintahNo57/2014, dan Peraturan Presiden No 63/2019. ”Semuanya mengatur
bagaimana bahasa Indonesia jadi salah satu media meningkatkan martabat bangsa di
kancah dunia,” kata Aminudin dalam seminar ”Interna-sionalisasi Bahasa
Indonesia”sekaligus peluncuran buku
Menurut Wakil Ketua KomisiX DPR Abdul Fikri Faqih, DPR dan
pemerintah sepakat menjadikan bahasa Indonesia se-bagai bahasa internasional.
Iapun mendorong agar bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar kegiatan
pendidikan.
Tumbuhkan kecintaan
Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah
Malang, Faizin, mengatakan, peta jalan internasi-onalisasi bahasa Indonesia
dibutuhkan. Peran setiap pemangku kepentingan mesti jelas. Di sisi lain,
kecintaan masyarakat untuk berbahasa Indonesia perlu ditumbuhkan.
Menurut sastrawan Muhammad Rois Rinaldi, ketiadaan peta
jalan membuat pegiat literasi bingung bertindak. Padahal,sastrawan dapat
efektif menjadi agen internasionalisasi bahasaIndonesia.
Pada kunjungan ke Indonesia, awal April 2022, Perdana Menteri
Malaysia Dato’ Sri Is-mail Sabri Yaakob mengusulkan bahasa Melayu sebagai
bahasa ASEAN. Wacana itu ditolak Pemerintah Indonesia.Bahasa Indonesia telah
berkembang pesat meski berakar dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan menerima serapan kosakata
daerah ataupun asing.(Sup)
Posting Komentar