Kudus, Berita Moeria – Sudah sejak tujuh tahun terakhir, sekita 514 kios yang berada di lantai tiga Pasar Kliwon Kudus mangkrak. Kecuali bekas kantor pemasaran PT Karsa Bayu Bangun Perkasa (KBBP) yang berada di lokasi ini, sejak beberapa bulan terakhir sudah “diambil alih” menjadi Kantor Pasar Kliwon yang semula berada lantai bawah bagian timur-utara pasar.
Langit langit (plafon) yang semula banyak jebol, kini
sudah diganti baru. Setiap hari jam kerja selain karyawan Dinas Perdagangan,
kantor baru ini juga disibukkan ke luar
masuknya para pedagang yang mengurus berbagai ragam keperluan.
Sedang sejumlah
motor milik karyawan dan milik pedagang nampak diparkir di sela sela deretan
kios. Masuknya motor motor tersebut
diduga dari lokasi parkir berlantai tiga di sisi barat pasar. Dan
sebenarnya dilarang parkir di
dalam/komplek kios. Lalu ekskalator atau tangga berjalan yang menghubungkan
lantai satu ke lantai dua dan lantai tiga macet total - alias tidak berfungsi.
Menurut Kepala/ Koordinator Pasar Kliwon Kudus
Sugito, seluruh pedagang
di lantai tiga semua sudah memiliki surat ijin pendasaran (SIP) “ Namun sejak tahun
2016 mereka belum mengajukan perjanjian
sewa dengan pemerintah daerah. Sedang ,
kios yang selama ini selama ini
kosong tidak dimanfaatkan untuk gudang
atau penyimpanan barang, ujarnya pada 5 Mei 2021. Sugito sejak beberapa bulan
terakhir digantikan Kadari, karena pensiun.
Sebenarnya Kamar dagang dan industri/Kadin Kudus yang
telah mengajukan proposal untuk menangani lantai tiga. Tapi sampai sekarang tidak
diketahui nasib proposal tersebut apakah sudah sampai ke tangan Bupati Kudus
Hartopo atau masih disimpan dalam laci di Kantor Dinas Perdagangan Kudus
Dan jauh sebelumnya
guna “menghidupkan “ lantai tiga Pasar Kliwon supaya diminati pedagang
dan khususnya pengunjung , Dinas Perdagangan sempat menghadirkan sejumlah artis
ibukota ke Pasar Kliwon pada 3 Maret 2016.
Sedang menurut San Tok Sin salah
satu anggota Tim Amanat Rakyat Kudus (TARK) 20212, terhitung 2016 seluruh bangunan dan kios
lantai 3 (tiga) beralih sepenuhnya dari PT
Karsa Bayu Bangun Perkasa (KBBP) kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus/ Dinas Perdagangan. “
Seharusnya mangkraknya lantai tiga tersebut menjadi tanggung jawab penuh
Pemkab/ Dinas Pasar. Tapi nampaknya kebingungan
mencari jalan keluarnya ”
tuturnya.
Selain itu berdasarkan catatan
Tim Amanat Rakyat Kudus 2012, jumlah
kios yang akan dibangun PT Timur Jaya Indah (TJI) di lantai III Pasar Kliwon
sebanyak 514 unit dan bila terjual semua akan menghasilkan dana segar Rp 13
miliar. “Namun terhenti ditengah jalan, karena
penanggung jawab PT TJI
menghilang dan terus diburu Polres Kudus. Setelah dilaporkan para pedagang atas tuduhan ingkar janji dan penipuan. PT TJI itu sendiri
“berani” beroperasi, karena seijin dari pemilik PT KBBP, Susilo Handoko.Saat
itu kios yang telah terjual mencapai 153 unit dengan perolehan uang sekitar Rp
3,7 miliar,” ujarnya.
Setelah sempat tidak terurus
karena sebagian Pasar Kliwon terbakar pada 20 September 2011, maka sekitar dua
–tiga bulan terakhir diam-diam PT KBBP membongkar semua kios di lantai III tersebut dan
membangun ulang dengan bahan baku yang lebih terjamin jika terjadi kebakaran.
Yaitu dengan mengganti bahan baku kayu dengan alumunium.
Sedang Pasar Kliwon Baru itu
sendiri diresmikan Gubernur Jawa Tengah
Soewardi , 26 Desember 1996 , yang
menelan biaya Rp 20.106.897.000. Bangunan terdiri tiga lantai. Lantai I
seluas 27.698 meter persegi, lantai II ( 26.810 meter persegi) dan lantai III (
5.402 meter persegi). Bangunan dirancang
bertahan hingga 40 tahun. Sedang
pembangunannya dilaksanakan PT
Karsa Bayu Bangun Perkasa (Semarang) dengan
sistem kompensasi selama 20 tahun atau
berakhir pada Juni 2016.
Pada posisi Rabu ( 13/4/2022) tercatat 2.500 orang
pedagang, yang menempati 36 rumah dan toko
(ruko), 863 kios dan 1.356 los. Mereka dikenakan sewa kios Rp 500,-/meter
persegi/hari dan Rp 250,-/meter persegi/hari
untuk sewa los.(sup)
Posting Komentar