44 Tahun Monumen Kartini di Jepara.

monumen R.A Kartini di Jepara

Jepara, Berita Moeria- Tanggal 21 April 1978 Monumen Raden Ajeng (RA) Kartini yang terletak di perempatan Jalan RA Kartini- Jalan Pemuda- Jalan KS Tubun- Jalan HOS Cokroamnito diresmikan Bupati Jepara Sudikto. Saya diantara segelintir wartawan yang meliput acara  tersebut.

         Beberapa hari lalu saya sengaja datang ke Jepara untuk melihat monumen yang berada di jantung kota ukir. Atau setelah 44 tahun.Saat peresmian Monumen RA Kartini, saya sempat mengambil fotonya. Diantaranya 12 perempuan- diantaranya isteri bupati hingga isteri pejabat di Jepara. Mereka semuanya mengenakan kebaya.

         Berikut saya salin sebagian berita yang saya tulis di harian Suara Karya 27 April 1978. Kain tipis yang berwarna kuning muda yang diselingi warna putih bersih perlahan lahan tersingkap.

Patung R.A Kartini saat bermasker Juli 2020

Dan sebuah lagu mars Kartini , ciptaaan WR Soepratman yang berkumandang menggema lembut bersemangat. Ibu kita Kartini Putri sejati Putri Indonesia Harum namanya Ibu kita Kartini Pendekar bangsa. Pendekar kaumnya Untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini Putri yang mulia. Sungguh besar cita-citanya Bagi Indonesia
Ibu kita Kartini Putri jauhari Putri yang berjasa Se Indonesia
Ibu kita Kartini Putri yang suci Putri yang merdeka Cita-citanya
Wahai ibu kita Kartini Putri yang mulia Sungguh besar cita-citanya Bagi Indonesia
Ibu kita Kartini Pendekar bangsa Pendeka kaum ibu

         Bertepatan dengan syair lagu  yang terakhir, kain kuning putih ituterjatuh ke tanah dan akhirnya  nampak sebuah patung wanita  dengan menggandeng seorang anak. Itulah saat saat peresmian monumen Kartini 21 April 1978.

        Monumen yang dibangun untuk mengenang jasa RA Kartini tersebut atas ide/gagasan Bupati Sudikto. Sedang penanganannya dilakukan seniman daerah setempat yang tergabung dalam Matahari Fine Art Associates di bawah komando seniman Waluyo Hadi .

Foto dokumentasi peresmian monumen R.A Kartini Jepara

       Pondasi badan monumen dan patung Kartini terbuat dari foot plat beton bertulang.Sedang badan monument berbentuk segi lima yang sebagian diperuntukkan tempat menyimpan benda benda  dokumen pembangunan- diantaranya kliping sejumlah koran/majalah yang memuat tulisan tentang Jepara.

        Patung yang menatap terangnya sinar matahari  antara lain bermakna :RA Kartini  dengan keberanian luar biasa mengajar  anak anak perempuan menuju jenjang pendidikan- mengenyam pendidikan. Digambarkan membimbing seorang anak yang membawa buku.

        Sedang obor ditangan kanan bermakna : pada waktu itu dunia wanita masih gelap. Dengan semangat  yang menyala nyala di bawalah obor itu menuju  terangnya dunia pendidikan dan martabat  wanita.

         Langkah lebar menunjukkan semangat juang tinggi untuk menuju pembahrauan dunia  wanita dengan mendobrak  adat lama yang kolot.

         Adapun segi lima badan monumen menujukkan  dasar dasar perjuangan  wanita jaman itu.Yang selanjutnya  berdasarkan Pancasila yang merupakan landasan negara Republik Indonesia.

         Sedang dinding segi lima  melukiskan ciri khas Jepara dengan ukirannya. Dan tanggal kelahiran RA Kartini 21 April 1879.

Salah satu kata mutiara R.A Kartini yang tertulis di Monumen R.A Kartini Jepara

Tidak mau dibayar.

          Menurut Bupati Jepara Sudikto, Waluyo Hadi dan segenap seniman lainnya menolak untuk dibayar dalam menangani monument tersebut. Sebab mereka  merasa bangga, bahagia, bisa menyumbangkan hasil karyanya – terutama untuk segenap masyarakat Jepara.

         Sedang biaya pembangunannya menghabiskan sekitar Rp 5 juta yang sebagian besar dibantu dari perusahaan/pabrik rokok Djarum Kudus dan sebagian lainnya dari anggaran pemerintah daerah.Adapun di bagian bawah seputar monumen tertulis  sejumlah kata kata mutiara RA Kartini antara lain: Kemenangan Yang Seindah Indahnya Dan Sesukar Sukarnya Yang Boleh Di Rebut Oleh Manusia Ialah Menundukkan Dirinya Sendiri. Kami Akan Menggoyah Goyahkan Gedung Feodalisme Itu Dengan Segala Tenaga Yang Ada Pada Kami Dan Andaikan Hanya Ada Satu Potong Batu Yang Jatuh Kami Akan Menganggap Hidup Kami Tidak Sia Sia. Aku Bangga Namaku Di Sebut Senapas Dengan Rakyatku Disanalah Tempatku Untuk Seterusnya.Akan Datang Jua Kiranya Keadaan Baru Dalam Dunia Bumi Putra Kalau Bukan Karena Kami Tentu Oleh Karena Orang Lain.

Selamat Hari Kartini.(Sup)

                                          

 

        

                                                                                            

Komentar

Lebih baru Lebih lama