Kudus, Berita Moeria- Ubi jalar dari Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah menurut Sinar Tani mampu menembus pasar Negeri Matahari Terbit, Jepang, sehingga para petaninya meraub penghasilan lumayan besar. Sedang khusus varietas Varietas Korea dan Manohara yang diolah menjadi stik ubi jalar untuk kebutuhan ekspor. Salah satu eksportinya CV Makmur Abadi Jaya.
Menurut Kepala Dinas Pertanian
Pangan dan Perikanan Kabupaten Karanganyar, Siti Maesaroch Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu
daerah yang berpotensi besar pengembangan ubi jalar.Dengan luas panen tahun
2021 yang mencapai 753 hektar dan total produksinya 30.120 ton. Tanaman ini
tersebar di Kecamatan Tawangmangu,
Karangpandan, Matesih, Jenawi, dan Ngargoyoso. “"Hal ini tidak terlepas dari fasilitas bantuan Kementan berupa Dem Area
Ubi Jalar tahun 2013, Sarana Produksi Ubi Jalar (2016), Pengolahan Ubi Jalar
tahun 2018, Bangsal Pasca Panen Ubi Jalar tahun 2020 dan Pengembangan Kawasan
Ubi Jalar 2021,” ungkapnya.
Wagimin, Koordinator Penyuluh
Pertanian Kecamatan Tawangmangu menambahkan , ubi jalar mampu meraup untung
yang besar. Sebab berdasar dari analisa budidaya- usaha tani : biaya produksinya
sekitar Rp 35 juta per hektar. “ Sedang hasil produksi dalam 1 hektar mencapai
45 ton dengan harga jual Rp 2.000 per kilogram atau senilai Rp. 90 juta,
sehingga keuntungannya Rp. 54,6 juta,” tututnya.
Adapun hasil produksi ubi jalar di
Kabupaten Karanganyar berupa pangan olahan sebagian besar dipasarkan di pusat
oleh-oleh tempat wisata. Ada varietas khusus seperti Varietas Korea dan
Manohara yang diolah menjadi stik ubi jalar untuk kebutuhan ekspor.
Lalu menurut Ujang, dari CV Makmur
Abadi Jaya, produknya 100 persen
diekspor ke Korea yang jumlahnya mencapai 1.800 ton per tahun. Suplai bahan
bakunya berasal dari petani ubi jalar di wilayahnya. “Pasokan dari petani
lancar dan harga bagus, buktinya sudah rutin masuk Korea. Usaha pengolahannya
mampu membuka lapangan pekerjaan. Ada tenaga kerja warga sini cukup banyak
sekitar 60 orang yang kami pekerjakan disini,” ungkapnya.
Sementara itu Direktur Jenderal
Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan, ubi jalar menjadi komoditas pangan lokal
yang sangat berpotensi dikembangkan baik aspek budidaya maupun hilirisasinya
sehingga menjadi salah satu komoditas andalan ekspor. Pada tahun 2022 ini
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui stimulan bantuan pemerintah
mengalokasikan pengembangan 2.000 hektar di beberapa lokasi di Indonesia. “Mari kita manfaatkan pangan lokal, pangan
lokal itu punya nilai gizi tinggi. Tinggal bagaimana kita bisa mengolahnya
supaya ada nilai tambah dan sudah ekspor ke Korea," ujarnya.(Sup)
Posting Komentar