Bambang Purnomo Kepala UPT TPA Tanjungrejo Jekulo Kudus
Selain mengakibatkan sampah menumpuk, juga menjadikan lingkungan berbau dan tidak sehat. Pelanggan kami yang terdiri warga, toko, warung, lestoran dan sebagainya juga mengeluh. Padahal setiap kali masuk ke TPA kami juga dipungut retribusi Rp 5.000/ motor sampah, ujar tetua Paguyuban Sampah Kota Kudus , Bambang Sumantri (59) yang dihubungi Berita Moeria (Bemo), Minggu ( 13/3/2022).
Bambang Sumantri, sudah sekitar 10 tahun terakhir menggeluti profesi sebagai tukang sampah di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Ia mempunyai sekitar 500 pelanggan. Sedang alat angkutnya sebagian besar menggunakan motor roda tiga (Viar). Hanya pada saat tertentu menggunakan mobil brondol. Keluhan ini atas nama pribadi, maupun sekitar 40 anggota Paguyuban Sampah Kudus. Kami minta hari Minggu TPA Tanjungrejo jangan ditutup, tambahnya.
Sebuah Alat Berat dan Kondisi TPA Tanjungrejo Jekulo Kudus
Kepala UPT TPA Tanjungrejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus, Bambang Purnomo yang ditemui terpisah membenarkan, sepanjang Minggu ( 13/3/2022)an TPA Tanjungrejo ditutup. “Bahkan juga berlaku pada setiap hari Minggu berikutnya. Rencananya pada setiap hari raya Idul Fitri juga akan diterapkan ketentuan yang sama- TPA ditutup, tegasnya.
Penutupan itu sendiri dilatar-belakangi dengan sangat terbatasnya jumlah operator alat berat, yang hanya terdiri dua orang tanpa pernah libur/istirahat seharipun sepanjang 365 hari ( setahun). Bahkan belum lama ini salah satu diantaranya masuk rumah sakit selama tiga hari.
Akhirnya sebagai pimpinan saya putuskan keduanya harus diberikan masa istirahat.Mereka bukan robot. Bayangkan saja kedua operator saya setiap hari harus mengolah sampah sekitar 130 ton- non stop sepanjang hari.Itu juga sekaligus memberikan keringanan untuk dua alat berat yang juga sudah mulai menua, tambahnya.
Bahkan menurut Bambang Purnomo, pada setiap hari raya Idul Fitri juga akan diberlakukan ketentuan yang sama. Tentu saja hal ini juga diiringi dengan upaya untuk menambah operator baru maupun alat beratnya.
Hanya saja hal itu tidak semudah membalik tangan, karena menyangkut anggaran. Beruntung dua operatornya sudah diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) atau sekarang disebut Aparatur Sipil Negara (ASN). Saya juga mendengar adanya investor yang akan menangani TPA Tanjungrejo.Tapi belum konkrit. Padahal kondisi TPA yang sudah kelebihan beban sejak setahun terakhir memerlukan penanganan ekstra.
Saya juga tegaskan langkah yang saya tempuh ini tidak akan merugikan rekan rekan anggota paguyuban sampah kota kudus.Tapi kami juga minta tolong agar bisa dimengerti kondisi rekan-anak buah kami yang ada di lapangan, tutur Bambang Purnomo mengakhiri keterangannya. (Sup)
Posting Komentar