Setiap
bus yang rata rata membawa 40 penumpang atau totalnya sekitar 4.600 orang dan umumnya peziarah dari
berbagai kota /kabupaten di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur ini,
selanjutnya berziarah ke komplek Menara Masjid Makam Sunan Kudus (M3SK) yang
berjarak hanya sekitar 600-750 meter dari terminal.
Jumlah
bus yang lumayan banyak dan menampilkan sosok
gagah, indah dan mentereng ini, mampu
menarik perhatian warga. Apalagi sebagian besar armada tersebut melewati sejumlah
ruas jalan di Kabupaten Kudus- terutama rute ziarah Bakalan Krapyak- M3SK-
Masjid Makam Sunan Muria di Colo Dawe.
Jumlah
tersebut masih bertambah, karena sebagian peziarah menggunakan mobil pribadi
dan bus mini (Elf), yang diparkir sejak perempatan Jember/Jalan Sunan Kudus ke
timur hingga mendekati jembatan Kali Gelis. Sebagian lagi diparkir sejak
perempatan Menara ke selatan hingga perempatan jalan seputar Kiai Telingsing.
Sebagian kecil lainya – karena arealnya sempit diparkir di depan kelenteng Hok
Ling Bio.
Menurut
sejumlah petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kudus yang berada di
terminal Bakalan Krapyak, jumlah bus peziarah per Minggu (13/3/2022) merupakan yang
terbesar-terbanyak sejak masa pandemi Covid-19.
Jumlah
tersebut diprediksi bakal melonjak lagi pada hari Sabtu-Minggu pada minggu ke
tiga dan ke empat. Sebab pada bulan April sudah memasuki bulan puasa. Dan
setiap bulan puasa komplek M3SK, maupun komplek masjid dan makam Sunan Muria di
Desa Colo Dawe Kudus- nyaris tidak ada peziarahnya.
Menurut
pengamatan Berita Moeria (Bemo), meluapnya
jumlah peziarah tersebut memunculkan”lautan” sampah. Terutama di seputar parkir bus/mobil di bagian barat. Peziarah
yang tengah istirahat, sambil makan, minum dn membuangnya “bekasnya” yang
terdiri kardus dan plastik di lokasi terdekat.
Di
lokasi ini jumlah tempat pembuangan sampah (keranjang) hanya beberapa buah
saja. Beruntung ada dua orang pemungut sampah yang memanfaatkannya. Namun
nampak kewalahan.
Lalu
para pemilik warung yang berada di komplek terminal, hingga pedagang asongan
yang menjajakan dagangannya langsung ke tempat pemberhentian bus dan tempat
istirahat sementara peziarah, nampak dikerumuni peziarah, sehingga dagangannya
laris manis.
Begitu
pula hampir semua pengojek motor, dokar,
bus mini (Elf), angkutan kota, becak,
juga nyaris tidak istirahat untuk antar jemput peziarah Bakalan Krapyak- M3SK.
Begitu pula pedagang kaki lima di seputar komplek MSK “Ya hari ini semua yang
bekerja di komplek Bakalan Krapyak dan M3SK, memperoleh rejeki lumayan,’ tutur Suwanto- salah satu pengojek.(Sup)
Posting Komentar