Budidaya Lobster Air Tawar, Diki Safitri Raup Jutaan Rupiah Perbulan

KUDUS, Berita Moeria - Keputusan seorang pemuda yang tinggal di Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kudus untuk resign dari pekerjaannya disalah satu perusahaan baja, ternyata membuka jalan baru dalam peningkatan perekonomiannya.

Banting stir menjadi salah pembudidaya lobster air tawar di rumahnya, Diki Safitri (27 tahun) berhasil meraup untung hingga jutaan rupiah perbulannya.

Jauh berbeda dengan resiko pekerjaan yang tinggi saat masih menjadi pekerja konstruksi, Diki mengaku, budidaya lobster ini sangat menjajikan untuk ditekuni. Bahkan, kemungkinan kerugian dari usaha ini sangat kecil.

"Perawatannya mudah dan jumlah kematian dari bibit lobster juga tidak terlalu banyak," kata Diki saat ditemui di kediamannya, Senin (13/12/2021).

Modal awal yang dikeluarkan Diki saat awal menekuni usaha lobster ini tidak lebih dari 1 juta rupiah. Modal tersebut dibuatnya untuk mengadakan peralatan kolam sederhana dari kain terpal, pengairan, dan makanan lobster.

Sementara untuk, jumlah lobster saat pembudidayaan pertama kali hanya 10 ekor betina dan jantan.

"Dulu itu awalnya diajari teman di daerah Semarang, dari nol sampai bisa menghasilkan. Mulai dari bibit, pembuatan kolam, settingan air, dan lainnya itu ngga susah. Lalu saya terapkan, buat sendiri di rumah (Kudus)," ujarnya.

Setahun berjalan, sudah ada ribuan lobster yang dibudidaya oleh Diki. Bermodal kolam seluas 2x1 meter berjumlah 5 kolam, dia bisa menjual lobster berjenis red claw (capit merah) ini sebanyak 9 - 10 kilogram seminggunya.

"Kalau perkilo harganya 200 ribu," ujarnya.

Diki juga mengungkapkan, untuk satu betina bisa bertelur hingga seribu telur. Dari jumlah tersebut, hanya sedikit saja bibit lobster yang mengalami kegagalan menetas ataupun mati.

Untuk lobster betina bertelur membutuhkan masa pengeraman antara 3 sampai 5 minggu. Kemudian, untuk peranakan usia 3 bulan biasanya sudah berukuran 3 inci dan sudah siap jual.

"Kalau yang siap dikonsumsi,6 - 7 bulan baru bisa dikonsumsi. Sebenarnya bisa 3 inci 4 inci umur 3 bulan dimasak bisa, cuma rata rata 7 bulanan" terangnya.

Perawatannya pun sangat mudah dan tidak membutuhkan biaya yang banyak. Selama dia menekuni usaha ini, kesulitan uang dihadapinya hanyalah masalah air yang digunakan.

Diki mengandalkan air dari PDAM dan tidak memiliki sumber air dari sumur. "Kalau pakai air PDAM harus diendapkan 3 hari dulu, karena ph, kadar oksigen, amonia-nya berbeda," tuturnya.

Sejauh ini, lobster milik Diki sudah mampu menembus pasar hingga Brebes dan Banyumas. Namun, dia mengaku ingin lebih memfokuskan pemasarannya di wilayah Kudus dahulu.

"Sementara ini kan mau memasarkan di daerah Kudus sendiri supaya rame untuk bakso lobster atau masakan lainnya kan bisa," tukasnya. (*)

Komentar

Lebih baru Lebih lama