KUDUS, Berita Moeria - Potensi lokal Pegunungan Muria yang khas ternyata tidak hanya terkenal dengan Kopi dan Parijoto saja. Rempah-rempah di lokasi pegunungan ini ternyata juga mengundah tagih bagi lidah warga luar daerah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ahmad Amin Mustafid (36 tahun) yang memproduksi racikan wedang uwuh sejak 2020 silam. Menurutnya, rempah-rempah dari Pegunungan Muria memiliki daya tarik sendiri, baik dari segi rasa, khasiat, maupun ekonomi.
"Pelanggan saya yang dari Palembang itu sampai bisa mengenali kalau rempah-rempah yang bukan dari Pegunungan Muria. Kalau tidak dari Pegunungan Muria sini itu katanya beda dan tidak terlalu doyan," ujarnya.
Sehingga, pihaknya merasa potensi tersebut perlu untuk dikembangkan lebih lanjut. Selain memproduksi wedang uwuh, pihaknya juga merambah ke wedang jahe, kunyit, kencur, temu ireng, dan bunga telang.
Amin juga menyebutkan, untuk rempah-rempah racikan wedang uwuh terdiri dari Jahe, kapulaga, secang, temulawak, kunyit putih, daun cengkeh, kayu manis, garam, sereh, dan rempah rempah lain asli gunung muria.
"Kecuali secang dan kayu manis, semua komposisinya asli produk muria," tandasnya.
Setelah mendapatkan pasar yang menjanjikan hingga sudah memiliki pelanggan hingga luar daerah, Amin pun mulai merambah untuk membuat wedang uwuh dan wedang jahe instan. Meski belum begitu laris, permintaan wedang instan tersebut mulai banyak dilirik karena dinilai lebih praktis.
Dalam satu bulan, dia mengaku hanya melakukan produksi sebanyak dua kali. Sementara khusus untuk wedang uwuh yang biasa, Amin selalu memproduksi setiap hari.
"Wedang uwuh ini saya sudah punya langganan di beberapa angkringan Kudus. Kalau di luar daerah, penjualan paling pesat di Tangerang, Riau, Subang, dan Kediri," terangnya. (*)
Posting Komentar