KUDUS, Berita Moeria - Setelah dilakukannya pengkajian terhadap koleksi di Situs Museum Purbakala Patiayam pada 4 Oktober 2021 kemarin, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menggelar seminar hasil kajian koleksi dengan bekerjasama dengan Tim BPSMP Sangiran, Rabu (3/11).
Dari 53 koleksi yang dimiliki Museum Patiayam, 11 fosil diantaranya masuk dalam kajian secara mendalam.
Kurator Koleksi Museum Sangiran, Cahya Ratna Mahendrani, menuturkan, bahwa kajian koleksi yang telah dilakukan selama hampir satu bulan ini nantinya diajukan untuk rekomendasi penetapan Benda Cagar Budaya.
"Sekitar tanggal 4 Oktober kemarin kita lakukan pengumpulan data dan kami mendapatkan 11 koleksi yang kita kaji selama 3 hari untuk pengumpulan data awal. Setelah itu, kami susun 11 koleksi tersebut selama 2-3 minggu untuk kajian lebih dalam," ujarnya.
Adapun 11 koleksi yang dikaji, lanjut Cahya, 3 diantaranya adalah artefak (2 alat tulang dan bola batu) dan 8 ekofak (fosil fauna darat).
Secara lebih rinci, 11 fosil tersebut, antara lain ulna bovidae, ulna elephantidae, alat tulang, tidia bovidae, fragmen incisivus stegodon sp, fargamen sacrum proboscidea, mandibulla stegodon sp, fargmen cranium dan cornu bibos sp, alat tulang, bola batu, serta fargmen femur hippopotamidae.
"Kalau untuk perkiraaan usia, sekitar 700 ribu tahun sampai 500 ribu tahun, tepatnya di masa plestoson," katanya.
Masing-masing dari koleksi tersebut kemudian dikaji dengan menggunakan significance 20 yang terdiri dari 10 langkah. Tinggi rendahnya signifikasi dinilai dari kelangkaannya, asal usulnya, hingga potensi penilitan lebih lanjut.
"11 fosil yang dikaji bervariasi, ada yang memiliki signifikasi rendah, sedang, dan tinggi. Rata-rata signifikasi nya sedang," tuturnya.
Keluaran yang diharapkan nanti, Kata Cahya, diharapkan bisa menjadi bahan ajuan untuk dijadikan sebagai Benda Cagar Budaya. Kemudian, apakah juga fosil tersebut mempunyai cukup cerita agar nantinya bisa dipamerkan di museum.
"Harapan kami sebenarnya kegiatan ini tidak berhenti disini, masih banyak yang perlu dikaji, kemudian penataan koleksi nya. Semoga bisa menjadi modal awal untuk kajian tata pamer," ucapnya. (*)
Posting Komentar