Gedung Unit Pelayanan Penyakit Jantung RSUD Loekmono Hadi |
Kondisi dan situasi lantai I Gedung Unit Pelayanan Penyakit Jantung (GUPPJ) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus, Senin siang pukul 14.00 (7/9/2020) begitu sepi lagi sunyi. Tidak ada seorang pun penjaga keamanan yang nampak. Juga tidak terlihat seorang pun para medis yang bertugas
Kami membuka pintu samping kiri (utara) yang menuju ruang depan. Berpapasan dengan seorang pemuda yang bergegas hendak naik tangga elektronik. “Kami mau periksa jantung. Buka tidak unit pelayanan penyakit jantung (UPPJ),”. Sudah tutup sejak tadi pak,” jawab pemuda itu.
Ruang utama dan lab |
Kondisi ruangan sedikit pengap dan berbau “misteri” membikin kepala menjadi pening, sehingga kami bergegas ke luar ruangan. Menghirup udara “bebas” kembali. GUPPJ ini digadang gadang menjadi GUPPJ terbesar di pantai utara (pantura) bagian timur . Namun nampaknya kalah lincah dibanding dengan “tetangga dekatnya” rumah sakit Mardi Rahayu Kudus“. Memang belum bisa dioperasikan sepenuhnya, karena masih terkendala sejumlah hal. Apalagi dengan adanya prioritas penanganan Covid-19, gedung itu jarang didatangi pengunjung. Memang baru bisa berjalan thimik thimik,” ujar Direktur Umum RSUD Loekmono Azis Achyar
GUPPJ tahap I tahun 2016., dibangun lantai satu dan dua dengan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DHCHT) sebesar Rp 40 miliar, ditambah alat kesehatan kedokteran . Antara lain berupa echocardiography atau USG jantung, Elektrokardigram (EKG), treadmill untuk diagnosa jantung dan tensimeter.
Ditambah cath lab, yaitu peralatan laboratorium untuk pelayanan kateterisasi jantung guna menentukan diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah.Pembangunan tahap II berupa lantai tiga dan lantai empat yang dijadikan ruang perawatan dengan 48 kamar kelas utama dan kelas spesial.(sup/kit/mik)
Posting Komentar