PS HW All Star vs AMN KU 40 Tahun Ke Atas
Kudus, Berita Moeria (Bemoe)
Sekelompok
warga Kudus yang mengaku dari komunitas
bola yang dikoordinatori Kasman, mulai
Senin (17/8/2020) menggelar Liga
Seduluran (LS) yang diikuti kelompok
umur 40 tahun ke atas dan kelompok umur di atas 25 tahun.
LS
tersebut tidak /belum pernah berkoordinasi lebih dahulu dengan Asosiasi
Kabupaten (Askab)- tangan panjang PSSI tingkat kabupaten/kota. Juga diduga
belum memiliki ijin “tayang” dari Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19 tingkat Kabupaten Kudus. Hal ini menimbulkan pro kontra.
Menurut
Kasman, pagelaran LS tersebut dilator-belakangi untuk lebih mengedepankan seduluran di kalangan para komunitas bola. Khusus di ke
lompok umur di atas 25 tahun sebagai upaya untuk memberikan kesempatan
menunjukkan kemampuan bermain bola. “Sebab di usia tersebut nyaris tidak bisa
mengikuti ajang liga yang digulirkan PSSI. Kami coba mewadahinya,” tuturnya.
Sedang
kelompok umur di atas 40 tahun lebih ditekankan untuk memberikan pembelajaran
kepada generasi yang lebih muda tentang banyak hal yang menyangkut sepakbola.
“Atau paling tidak memberikan semangat. Iki lho “wong wong tuwa wae isih gelem
nyadhuk bal. Mereka juga menunjukkan KTP asli saat mau bertanding. Biar tidak
“ngapusi” umur” tambah Kasman.
Sebaliknya
yang merasa tidak sreg, karena
lebih menyangkut kepada faktor keamanan.
Terutama yang berpotensi bentrok pada kelompok umur di atas 25 tahun. Apalagi
hitam di atas putih tidak ada kepanitiannya, sehingga ketika terjadi hal hal
yang tidak diinginkan siapa yang bertanggung jawab.
Kasman
sendiri membenarkan, dalam LS ini
sifatnya serba kebersamaan. Keamanan misalnya lebih ditekankan kepada
penyelenggara- tuan rumah. Termasuk keamanan dalam hal protokol kesehatan dalam
rangka menghadapi pandemi Covid-19.
Ia
menambahkan, jumlah peserta LS kelompok umur di atas 40 tahun diikuti 11 tahun.
Menggunakan system pertandingan/laga kandang- tandang. Digulirkan seminggu
sekali, dengan tempat bertanding sesuai kesepakatan antar tim. Hal ini
disebabkan tidak semua tim memiliki lapangan yang memenuhi syarat.
Termasuk
pengadaan wasit juga disediakan pihak
tuan rumah. Meski tidak ada keharusan untuk menghadirkan wasit bersertifikat.
Konon disepakati honor wasit sekali bertugas Rp 75.000. Sedang untuk asisten
wasit maupun pengawas pertandingan mbuh
ra weruh.
Menurut
Kasman dirinya sudah menyiapkan “hadiah” untuk tim yang di klasemen akhir
menduduki urutan pertama, kedua dan ketiga. Tidak disebutkan bentuk hadiahnya.
“Sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi kami,” pungkasnya.(sup)
Posting Komentar