Irigasi Bendung Logung Masih Compang Camping

 

20200824 - Bentuk saluran irigasi yang membingungkan dan dipenuhi aneka sampah
  

Kudus, Bemoe

            Pada musim tanam (MT) III/2020 para petani, khususnya di wilayah jaringan irigasi bendung Logung sangat mengharapkan pasokan air dari bendung yang berdaya tampung air sekitar 20 juta meter kubik.

            Namun pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali- Juwana yang berkantor pusat di Semarang- selaku pemegang otoritas pengaturan air bendung Logung jutsru membut bingung para petani.

            Hal ini disebabkan, BBWS Pemali Juwana menginjinkan menggelontorkan air bendung Logung per Jumat pukul 07.00 ( 21/8/2020) sebesar 26.000 meter kubik atau 26 juta liter per hari (24 jam) Guna mengairi lahan seluas sekitar 5.000 hektar di wilayah Kecamatan Jekulo utamanya dan sebagian wilayah Kecamatan Mejobo.

            Namun pada posisi Senin (24/8/2020) mendadak penggelontoran itu dihentikan tanpa memberitahu kepada petani. Padahal pada posisi Senin  itu belum seluruhnya lahan petani  seluas 5.000 hektar terairi.

            Sedang informasi terkini yang diterima Bemoe, Selasa malam (19.30 WIB/ 25/8/2020) air dari bendung tersebut sudah dialirkan kembali. “Kami sekarang tengah menunggu air dari bendung tersebut di sawah Desa Sadang Kecamatan Jekulo. Di bagian atas sudah mengalir, tapi debitnya kecil. Mudah mudahan malam ini sampai ke sawah kami yang luasnya sekitar empat hektar dan sangat butuh air.” ujar Samudi , salah satu diantara delapan petani yang dihubungi via telepon.

        

20200824 - Jaringan irigasi tanpa air setetespun

    Berdasarkan pelacakan sepanjang Senin (24/8/2020) sejak dari pintu bendung di Desa Tanjungrejo Kecamatan Jekulo, hingga mengikuti saluran irigasi Logung Kanan dan Logung Kiri, kondisi air memang tidak mengalir. Namun masih terlihat sisa sisa airnya yang tidak seberapa.

          

20200824 - Irigasi Semrawut
    

    Ditemnukan banyak sekali titik titik kedangkalan, karena endapan lumpur atau onggokan sampah. Begitu pula kerusakan ringan di bagian pintu maupun dinding dinding saluran irigasi. Terutama jaringan irigasi tersier yang “kacau balau”.

            Hal ini membuktikan tidak adanya persiapan khusus ( program kerja) dari dinas/instansi terkait- seperti Dinas PUPR, Dinas Pertanian, Balai PSDA Seluna, BBWS Pemali Juwana hingga  pemerintahan desa. Khususnya Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) belum sepenuhnya siap menghadapi dioperasikannya bendung Logung(sup)

           

 

Komentar

Lebih baru Lebih lama