Hari Ini digelontorkan 26.000 Meter Kubik Air Per Hari, Untuk Mengairi Sawah Seluas 5.000 Hektar

Saluran Irigasi dan Areal Persawahan  di seputar Krawang Jekulo Kudus

Kudus, Berita Moeria (Bemoe)
Hari ini, Jumat (21/8/2020) air dari bendung Logung sebanyak 26.000 meter kubik atau 26 juta liter per hari digelontorkan ke areal persawahan Kecamatan Jekulo dan sebagian di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus  seluas sekitar 5.000 hektar.

Mengingat terjadinya banyak kendala di saluran irigasi, maka penggelontoran air tersebut  yang dimulai pukul 07.00 belum semuanya mampu sampai ke persawahan petani.

Salah satu persawahan yang berada di tepi jalan raya Kudus- Pati atau seputar persawahan Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo,  salah satu sawah terdekat jaraknya dengan bendung Logung membutuhkan waktu  lebih dari empat jam.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengairan Wilayah I Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Kudus, Abdul Rohim yang ditemui
Bemoe menambahkan, wewenang untuk menggelontorkan air dari bendung Logung tersebut saat ini berada di Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali – Juwana yang berkantor pusat di Semarang. “Sebagian besar air tersebut untuk mengairi sawah di seluruh Kecamatan Jekulo yang tersebar di 12 desa. Sebagian lagi untuk sejumlah desa di Kecamatan Mejobo. Ada pula persawahan di salah satu desa di Kecamatan Margorejo Kabupaten Kudus yang berbatasan dengan Kecamatan Jekulo (Kudus)” tuturnya.


Abdul  Rohim Kepala UPT Pengairan Wilayah I PUPR Kudus

Luas sawah yang terairi sekitar 5.000 hektar tersebut, 3.000 hektar diantaranya merupakan areal perluasan. Yaitu areal yang semula hanya bisa
  ditanami dua kali dalam setahun, menjadi tiga kali dalam setahun. “Dalam pola tanam seharusnya dua kali tanam padi, satu kali tanam polowijo. Namun masih banyak petani yang mentrapkan pola tanam padi-padi-padi. Masih dibutuhkan banyak sosialisasi kepada petani, betapa pentingnya pola tanam yang seharusnya dijalankan mereka,” tambah Abdul Rohim.

Samuji, salah satu petani dari Desa Sadang Kecamatan Jekulo yang ditemui di rumahnya membenarkan, sampai dengan Jumat malam (pukul 19.30) air dari bendung Logung belum sampai ke persawahan di desanya. Malah ada salah satu oknum petani yang sengaja “membegal” aliran air
  untuk mengairi sawahnya. Hal ini sudah ada persetujuan dari Mantri Pengairan. Namun tidak disebutkan nama lengkap oknum mantra pengairan yang dimaksud.

Dari hasil pantauan
  Samuji,  sebagian besar sawah petani yang telah dan akan memperoleh pasokan air sebanyak 26 juta liter per 24 jam sudah ditanami padi rata-rata umur 30 hari. Hanya beberapa hektar saja yang baru beberapa hari/minggu ditanami.  “Kami sangat berharap, air dari bendung Logung tersebut benar benar sampai di sawah petani,” tegasnya.(sup)

Komentar

Lebih baru Lebih lama