Bocah Itu Ngamen, Diantar Jemput Mbah Putri

                       

Yasin (nama samaran) siswa kelas V SD Hadipolo Kecamatan Jekulo Kudus

Bemoe (Kamis, 27/8/2020)

           Yasin (nama samaran), murid  kelas V salah satu sekolah dasar (SD) di Hadipolo Kecamatan Jekulo (Kudus), Kamis siang (27/8/2020) tengah ngamen di seputar lampu lalulintas (abang ijo/bangjo) Penthol; Rendeng.

            Ia mengenakan kaos lengan panjang dua warna merah dan biru, Bercelana panjang warna gelap dan bersandal jepit. Memakai masker, namun di bagian mulud terbuka . Rambutnya njegrak   tidak berminyak rambut. Namun raut mukanya sumringah  dan nampak sehat,

Yasin pengamen cilik 

Bocah ini bermodalkan sebuah tape recorder lengkap  dengan corongnya dan sebuah gelas plastik tempat untuk menaruh uang pemberian dari warga yang lewat/ Begitu lampu merah menyala, Yasin segera beraksi menghidupkan tape recorder dan sekali kali menyanyi ala kadarnya, sambil  mendekati dan mengangsurkan  gelas plastiknya.

Dapat berapa  duit per hari  tanya  Bemoe?  Tidak pernah menghitung Pak, Semua saya serahkan “mbah putri”. Mbah yang mengantar dan menjemput saya dengan menumpang angkutan kota. Pagi diantar sore dijemput.

Setelah tiba di rumah mBah Putri memberi uang  atau tidak ? Kadang kadang. Saya juga tidak pernah meminta terserah simbah saja, ujar  anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Kamu setiap hari mengamen di sini : Tidak Pak, Tergantung mbah putri. Saya setiap hari di rumah, karena sudah beberapa bulan ini tidak masuk sekolah, karena diliburkan sekolah. Belajarpun tidak menentu.” Ujarnya polos

Nyaris setiap hari  di seputar : bangjo di dalam kota kretek dijumpai para pengamen dan pengemis. Sebenarnya sudah ada peraturan daerah yang melarang adanya pengamen dan pengemis. Utamanya di lokasi wisata.

Namun berdasarkan pengamatan Bemoe, dalam beberapa bulan terakhir hampir semua seputar “bangjo”. Khususnya lokasi strategis terlihat pengamen dan pengemis.(sup)

 

Komentar

Lebih baru Lebih lama