Mangkrak Gedung Parkir Pasar Kliwon Seharga Rp 23 Miliar, Karya Kantor Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus

gedung parkir pasar kliwon

Kudus, Berita Moeria (Bemoe)

Sudah sekitar empat tahun terakhir Gedung Parkis Pasar Kliwon (GPPK) Kudus berlantai tiga seharga Rp 23 miliar mangkrak. Menurut kamus besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa, mangkrak adalah keadaan tidak terawat  atau tidak terurus atau terbengkalai.


Pada posisi Minggu (19/7/2020) sekitar pukul 10.30 hanya terlihat empat mobil yang diparkir. Tidak ada seorangpun juru parkir yang nampak. Baik di pintu masuk maupun pintu ke luar. Sebuah kursi panjang di sudut pintu masuk, sebuah kursi panjang dan sebuah meja di sudut pintu ke luar tergeletak merana.

sepi parkir mobil bertingkat pasar kliwon

GPPK yang berukuran panjang  60 meter, lebar 25 meter, didesain untuk mampu menampung 175 -200 mobil. Ternyata tidak  diminati pengendara mobil  mobil yang berbelanja atau sekedar “cuci mata” di pasar terbesar pantai utara (pantua) timur ini.


Sebab setiap tikungan ukuran kurang lebar, sehingga menyulitkan pengendara. Bahkan jika tidak ekstra hati hati, badan mobil bisa terluka. Minimal lecet, terutama samping kanan/kiri bagian depan “ Lebih baik diparkir di tepi jalan saja , meski kepanasan atau kehujanan.” ujar Didik (45) salah satu pedagang pasar Kliwon.

Lantai atas gedung parkir pasar kliwon

Pada awal Juni 2016,  memang dikerahkan sejumlah pekerja untuk “melebarkan” masing-masing tikungan. Namun  hanya selebar sekitar 30 centimeter, karena jika  lebih lebar lagi membentur konstruksi bangunan berupa pilar-pilar besi.


Selain itu setiap lantai parkir tidak bisa mampu menampung mobil dengan sistem dua lajur, karena  kurang lebar. Akibatnya yang dipakai hanya satu jalur, sehingga  daya tampungnya kurang dari 60 mobil (desainnya 175-200 mobil).


Tujuan utama pembangunan gedung parkir berlantai tiga tersebut, adalah untuk menampung  sebagian besar mobil pedagang dan pengunjung Pasar Kliwon yang selama ini memenuhi ruas jalan utama Jendral Sudirman dan seputar pasar itu sendiri. Sekaligus meningkatkan animo masyarakat untuk berbelanja ke pasar dengan omzet Rp 10-15 miliur per hari (sebelum pandemi Covid-19).


Bahkan pernah dilakukan pengaturan lalulintas dua arah di sepanjang Jalan Jendral Sudirman, namun karena justru menimbulkan kemacetan parah, akhirnya dikembalikan ke posisi semula (satu arah, meski untuk sepeda motor dua arah hanya berlaku mulai pukul 1800 – 06.00, Namun banyak pemotor yang memilih memutar lewat Jalan Bakti (Desa Rendeng- Burikan) atau HOS Tjokroaminoto ( seputaran Mlati)


Dampak mangkraknya GPPK tersebut juga berpengaruh besar terhadap penerimaan retribusi parkir yang dikelola Dinas Perhubungan. Konon sangat sulit untuk Dishub memenuhi targetyang ditetapkan sekitar Rp 4 miliar per tahun.(sup)


Komentar

Lebih baru Lebih lama