Kudus, Berita Moeria (Bemoe)
Komplek makanan khas Kudus, LenthogTanjung, setiap
hari libur pasti dipenuhi pengunjung. Meski dalam kondisi pandemi Covid-19
Seperti terlihat pada Minggu (26/7/2020). Pelataran parkir yang cukup luas
dipenuhi motor maupun mobil, Sedang puluhan warung permanent yang menjajakan
Lenthog tersebut nampak dipenuhi pembeli. Lokasinya berdekatan
dengan jalan lingkar menuju arah Undaan- Purwodadi. Masuk wilayah Desa
Tanjungkarang Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
Lenthog ini pernah diusulkan sebagai salah satu masakan khas Indonesia, oleh
William Wongso, salah satu “ahli masak” ternama di Indonesia. Salah satu
perusahaan rokok terkemuka di Kudus kabarnya yang mensponsori penerbitan buku
masakan khas Indonesia tersebut.
Satu kios di pojok selatan nampak terbuka di bagian depan maupun belakang. Ada
seorang ibu dengan menantu lelakinya. Seorang perempuan berusia sekitar 15
tahun. Mereka nampak begitu asyik menikmati Setelah itu muncul lagi tiga
orang pembeli. Sepasang suami isteri dan kerabatnya yang semuanya berkulit
bersih. Mereka bermobil.
Selain ruangan cukup bersih, uba rampe makan lenthog. Seperti telor
puyuh, sate kerang, sate usus, bakwan, aneka macam krupuk dan minuman dalam
kemasan tersaji dengan rapi. Pikulan dan tempat masakan terbalut kain batik
warna kehijauan. Begotu pula piring, sendok, garpu dan gelasnya.
Makan lenthog di warung yang telah bersertifikat ini cuma menghabiskan Rp 10.000. Guna membayar satu porsi/ piring, segelas the manis dan sebuah kerupuk dari bahan nasi ( juga biasa disebut karak). Jika ingin memborong satu angkring atau 120 porsi/piring cukup membayar Rp 600.000 ( belum termasuk ongkos angkut untuk dalam kota).
Sebagai bentuk perhatian terhadap makanan khas Lenthog Tanjung tersebut, melalui dana aspirasi dibangunlah sebuah Patung Lenthog. Lokasinya jika ditarik garis lurus sekitar 100 meter dari “pusat” lenthog. Namun karena tertutup rumah penduduk, sekolah dasar, kantor Desa Tanjungkarang dan tiga jalan, maka “tampang “ patung tersebur hanya bisa terlihat dari tepi jalan lingkar ( arah menuju Undaan- rumah sakit Mardi Rahayu, terminal induk Jati, Getaspejaten, Gulang).
Patung itu akan lebih tepat jika dipasang di pusat lenthog yang juga dibangun atas bantuan pemerintah dan ukurannya diperbesar. Papan nama yang dibangun Pemkab Kudus dari dana cukai tembakau dan ditempatkan di sudut utara nampak mangkrak mengurangi daya tarik bagi pengunjung.(sup)
Posting Komentar