sebuah sepeda kuno bertopi di Gedung Perpustakaan
Kudus, Berita Moeria
(Bemoe)
Banyak pengunjung yang nampaknya tidak tahu, jika di samping kanan Gedung
Kearsipan dan Perputakaan Kabupaten Kudus, tersedia ruang baca . Sekaligus
ruang edukasi dan semacam museum mini terbuka. “Saya lebih senang saat menerima
tamu atau menanda-tangani surat surat dinas di ruangan terbuka ini. Sambil
minum kopi dan mengisap rokok. Maknyus,” ujar Sekretaris Kantor Dinas Kearsipan dan Pwepustakaan
Kabupaten Kudus, Heru Subiyantoko, Jumat (17/7/2020).
Di ruangan terbuka ini, tersedia banyak meja dan kursi yang telah diatur sedemikian rupa. Jangan khawatir terkena curah hujan, karena sudah “dilindungi” atap lengkung dan atap bekuk lulang. Di sela sela atap tersebut sengaja disusupkan banyak ranting dari banyak aneka jenis tanaman berbunga atau tidak berbunga yang di tanam di empat pojok dan tepi bangunan sebelah kiri (merangkap pagar).
ruang baca terbuka di perpustakaan kudus |
Dengan konsep penataan seperti itu, menjadikan ruang
terbuka saat musim kemarau seperti
sekarang menjadi sejuk. Panas sinar matahari
terserap. Laju angin pun juga terhambat
berubah menjadi angin sepoi-poi basah.
Kondisi seperti itu, sering diselingi dengan nyanyian sejumlah burung yang
ditempatkan dalam sebuah sangkar permanen berukuran besar. Sayang hanya
beberapa ekor yang dipelihara. Jika ditambah jumlah dan jenisnya, nyanyian
burung burung tersebut bakal mampu membuat
semakin betahnya pengunjung.
Lalu di bagian dinding luar yang kosong, terlihat sejumlah foto foto hitam putih tentang kondisi Kudus tempo doeloe. Seperti gerbang pendopo kabupaten. Ada pula sebuah busur dan beberapa anak panah. Beberapa jenis peralatan rumah tangga terbuat dari anyaman bambu.
Terlihat pula dua almari besar dari bahan kayu dengan
arsitektur jaman pemerintahan Belanda.
Di almari itulah diletakkan aneka jenis barang barang kuno. Antara lain
terlihat beberapa mesin ketik kuno yang sekarang kemungkinan besar sudah tidak
diproduksi lagi.
Dan yang tidak kalah menariknya, ada sebuah sepeda onthel
atau juga biasa disebut sepda onta yang biasanya dinaiki kaum pria. Buatan pabrik
Phoenix. Dua bannya didominasi warna
putih. Di stangnya terdapat sebuah topi kuno warna kecoklatan.
Sedang di bagian belakang gedung kearsipan dan
perpustakaan, terdapat sebuah motor roda tiga, dua mobil dan sebuah minibus,
yang siap dioperasikan setiap saat sebagai sarana untuk lebih mengakrabkan
minat baca masyarakat Kota Kretek.(sup)
Posting Komentar