Ditunggu Penjelasan Dinas Budpar Kudus Tentang Penghancuran Cagar Budaya Poliklinik Humanica

Kudus, Berita Moeria (Bemoe)

Kasus penghancuran cagar budaya Poliklinik Humanica di Jalan Sunan Muria (selatan perlimaan lampu lalulitas/bangjo) Barongan Kudus sudah lebih dari dua pekan terakhir sepi dari pemberitaan media.


Sedang Depo Murah bangunan baru yang menempati lahan  bekas poliklinik Humanica, sampai dengan Rabu siang (22/7/2020) nampak tidak ada akttvitas pe. erja bangunan. Bangunan bagian depan dan halaman depan yang cukup lebar itu terlihat bersihn. Ada tiga mobil yang terparkir disana.


Sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang semula getol  terhadap kasus penggusuran cagar budaya ini mulai melemah. Begitu pula departemen/instansi dinas terkait terkesan “adem ayem”. “Kami masih tetap menunggu janji Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kudus ) untuk memberi penjelasan secara resmi tentang lenyapnya cagar budaya poliklinik Humanica.Semakin cepat semakin baik” ujar Sancaka Dwi Supani, selaku Ketua Lembaga Penjaga dan Penyelamat Karya Budaya Bangsa (LPPKBB) Kabupaten Kudus, Rabu (22/7/2020).


Menurut Supani, pihaknya pada 9 Juni 2020 melayangkan somasi kepada Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Budpar dan pemilik bangunan Depo Murah/ “Jika dalam waktu 3 x24 jam  tidak ada tanggapan, maka  persoalan  ini  akan kami lanjutkan  kepada pihak yang berwenang untuk diproses secara hokum yang berlaku”  tulisnya.


Secara bersamaan, Supani yang pernah menjadi  kepala seksi sejarah museum kepurbakalaan Dinas Budpar Kudus, juga  melaporkan kasus ini kepada Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah. “Baru pihak Depo Murah yang memberikan penjelasan, meski hanya lewat jurubicaranya Bib  Muh,” ujarnya.


Sedang Plt Kepala Dinas Budpar Kudus belum sempat memberikan penjelasan, karena sudah diganti dan dilantik pejabat baru , yaitu Bergas Catursasi Penanggungan. “Sebagai pejabat baru saya masih sinau lebih dahulu. Sambil mengumpulkan bahan. Ketika saya menjabat Camat Kota Kudus, saya sudah tidak menjumpai bangunan poliklinik Humanica. “ ujar Bergas melalui telepon.


Menurut kesaksian Supani,  pada sekitar 2005-2006 poliklinik Humanica tersebut masih berdiri karena ia ikut mendata dan terjun ke lapangan bersama petugas dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala  (BP3) Jawa Tengah ( kini berubah nama menjadi BPCB), “ Jadi saat proses pendataan hingga penetapan sebagai benda cagar budaya saya mengikuti secara langsung. Saat itu  kepala bidangnya Pak Giyono ( kini sudah pension) dan Kepala Dinasnya Pak Noorcholis. Setelah itu saya naik pangkat menjadi kepala bidang pariwisata lalu dipindah menjadi Sekretaris Kecamatan Jekulo, pindah lagi sebagi Sekretaris Kecamatan Undaan dan sekarang di Sekretaris Kecamatan Kota Kudus. Jadi ketika poliklinik ini sudah dalam kondisi rusak parah kemudian lenyap tak berbekas, saya sudah tidak menangani dan sudah pindah ke kantor lain,” jelasnya.(sup)


Komentar

Lebih baru Lebih lama