Demak,
Berita Moeria (Bemoe).
Desa Kenduren Kecamatan
Wedung Kabupaten Demak, berpenghasilan sekitar Rp 1,4 miliar per tahun. Dari
hasil lelang tanah kas desa seluas 130
hektar. Sedangkan dari pemerintah pusat sekitar Rp 1,25 miliar dan masih
ditambah dana dari tingkat provinsi dan kabupaten.
Dengan dana yang berkecukupan tersebut pihak pemerintahan desa (Pemdes) Kenduren, antara lain mampu membangun kantor dan aula desa berlantai dua cukup megah. Termasuk pembangunan infrastruktur- khususnya jalan desa dan gang gang. “Namun belum semuanya terjangkau. Masih ada tahapan lagi,” tutur Kepala desa Kenduren Muanam Zuhdi melalui Supriyadi, salah satu perangkat desa yang ditemui Bemoe di ruang kerjanya, Senin (27/7/2020).
Dengan dana yang berkecukupan tersebut pihak pemerintahan desa (Pemdes) Kenduren, antara lain mampu membangun kantor dan aula desa berlantai dua cukup megah. Termasuk pembangunan infrastruktur- khususnya jalan desa dan gang gang. “Namun belum semuanya terjangkau. Masih ada tahapan lagi,” tutur Kepala desa Kenduren Muanam Zuhdi melalui Supriyadi, salah satu perangkat desa yang ditemui Bemoe di ruang kerjanya, Senin (27/7/2020).
Selain itu, luas sawah di desa berpenduduk lebih dari 7.000 jiwa ini tergolong paling luas diantara 20 desa di wilayah Kecamatan Wedung. Yaitu seluas 900 hektar. Sedang menurut Kecamatan Welahan Dalam Angka 2018, jumlah sawah tadah hujan tercatat 886 hektar dan tanah keringnya hanya 26 hektar saja.
Meski berstatus sawah tadah hujan, namun hasil panen padinya mampu mencapai rata rata 8 ton kering sawah Atau totalnya 900 hektar x 8 ton = 7.200 ton Jika satu kilogram gabah laku terjual Rp 4.000 – Rp 5.000 maka perhitungan hasil panennya mencapai Rp 28 – Rp 36 miliar.
Namun belum diperoleh penjelasan secara rinci dari pihak Pemdes Kenduren, tentang manfaat air yang melimpah di sungai Kumpulan. Sungai yang nampak begitu bersih, tanpa adanya tanaman enceng gondok ini melintas di wilayah Desa Kenduren, kemudian menyambung ke Desa Raji, Kedondong, Mulyorejo, Tejo dan Tanirejo sejauh lebih dari 30 kilometer.
Menurut Supriyadi, sungai Kumpulan itu menyatu dengan “sypon” di wilayah Kecamatan Gajah ( tepi jalan raya Demak- Gajah- Karanganyar- Kudus) dan memperoleh gelontoran air dari waduk Kedunombo. Khusus yang berhadapan dengan Kantor Desa Kenduren akan dibangun tempat rekreasi untuk warga. “Termasuk ada semacam telaga di daerah aliran sungai tersebut juga dipersiapkan jadi obyek wisata” ujarnya.
Masih di sungai Kumpulan, terdapat bendung karet yang konon teknologi Jepang dan sudah berumur lebih dari 20 tahun. Kondisinya masih cukup bagus, sehingga berfungsi dengan baik. Adapun fungsi utamanya berkembang mengembang/menggelembung) saat air laut pasang, sehingga mencegah terjadinya instrusi ( air laut masuk ke arah atas melalui sungai Kumpulan).
Sebaliknya saat air laut tidak pasang bendung dikempiskan sesuai ketinggian yang telah ditentukan secara teknis. Bendung karet ini berada sekitar 700 meter dari jembatan yang melintang di jalan raya Wedung – Bungo yang saat ini kondisinya cukup bagus. Masih dijadikan tempat wisata local warga di seputar Kecamatan Wedung. Termasuk jalan dari raya menuju bendung karet- Desa Kenduren – jalan raya Demak – Gajah.(sup)
Alhamdulillah...Kenduren semakin gemah ripah loh jinawe
BalasHapusPosting Komentar