Kegaduhan di KONI Kudus Hentikan Dengan Prestasi dan Audit

Ketua KONI Kudus dan jajarannya

Kudus,Berita Moeria (BeMo)

Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kudus, Hartopo minta agar kegaduhan yang terjadi di tubuh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kudus segera diakhiri. Fokuskan pada persiapan menghadapi Pekan olahraga provinsi (Porprov) Jateng 2022.


Permintaan itu diutarakan Hartopo saat menerima kunjungan Ketua KONI Kudus, Antoni beserta jajaran pengurus di pendopo kabupaten setempat, Jumat (19/6/2020). “Di  organisasi kegaduhan itu  suatu hal yang wajar. Tapi jangan digunakan sebagai aji mumpung, sebaliknya sebagai ajang merajut kegotong-royongan. . Maka, sudah seharusnya persoalan internal KONI Kudus diselesaikan secara kekeluargaan. Segala bentuk masukan dan kritikan harus disampaikan secara fair dan terbuka.” tegasnya.


Menurut Bemo, kegaduhan memungkinkan terhenti jika semua Pengkab di KONI Kudus yang mencakup 43 cabang olahraga, dengan lebih dahulu mengetengahkan prestasi para atletnya.  Khususnya di arena Pekan olahraga provinsi (Porprov) Jawa Tengah ke 26, yang menurut rencana akan digelar di Kudus dan Pati pada tahun 2022  Pengurus Pengkab jangan sekali kali “memanfaatkan” para atlet untuk kepentingan oknum Pengkab.


Lalu jika menyangkut kegaduhan di bidang keuangan, tentu saja bisa diredam dengan mengaudit  bidang ini dengan menghadirkan sosok audit publik (akuntan) Dengan cara ini maka akan terkuak apakah ada penyimpangan di bidang keuangan atau tidak..

Tiga besar

Bila membuka kembali data pada Porprov Jateng ke-25 yang diselenggarakan di Solo dengan mempertandingkan 46 cabang olahraga, kontingen Kabupaten Kudus  berprestasi  cukup bagus. Berada di urutan tiga besar, setelah kontingen kota madya Semarang di urutan pertama dan Solo di urutan kedua.


Untuk mempertahankan prestasi di urutan tiga besar tersebut sangat tidak mudah. Kontingen dari kabupaten lain yang  berada di urutan ke empat hingga paling buncit, pasti tidak akan tinggal diam. Mereka berlomba untuk mengalahkan kontingen tiga besar. Jika 43 pengkab di KONI Kudus masih terus mengetengahkan “kegaduhan” maka “jurang” kegagalan sudah menunggu. Otomatis “sumpah serapah”, caci maki, hujatan akan terjadi.


Pagebluk Covid-19 yang entah kapan akan berakhir,  telah membuka banyak pihak untuk menata ulang “kehidupan” baru. Termasuk kehidupan dunia olahraga. Bila Plt Bupati Kudus meminta untuk lebih fokus pada persiapan menuju Porprov ke-26 maka  kegaduhan yang terjadi sekarang ini harus segera dihentikan.


Permintaan Hartopo untuk menghentikan kegaduhan ini secara langsung atau tidak langsung telah menganulir info yang beredar di kalangan masyarakat. Khususnya di arena olahraga jika kegaduhan itu konon dipicu dari orang dekatnya dan sejumlah oknum yang dahulu berseberangan dengan dia. “Mereka” menjadi actor di belakang layar untuk menggulingkan Antoni.


Lalu masing masing Pemkab mulai menyusun ulang program kerjanya- tidak lagi menyusun program untuk membuat kegaduhan baru .Pengkab harus mengaca diri lebih dahulu. Begitu pula Ketua KONI Kudus dan stafnya harus pula membenahi diri. Protokol KONI dijalankan dengan baik. Laman ( website) yang hingga sekarang “nyaris” tidak terisi  hal hal baru, bisa dijadikan media dalam banyak hal.


Misalnya seluruh nama ketua Pengkab beserta alamat ditampilkan secara utuh-termasuk segala jenis aktvitasnya. Bendahara secara periodik menyampaikan laporannya , Lalu aneka macam kegiatan ditampilkan pula dalam laman yang tidak banyak mengeluarkan biaya dan lebih banyak mengedepankan teknologi. KONI Kudus nampaknya dalam struktur organisasinya tidak/ belum menampilkan sosok Humas.(sup)


Komentar

Lebih baru Lebih lama