Biogas Sebaiknya Dibangun di Sentra Peternakan

kotoran sapi salah satu bahan baku biogas

Kudus, Berita Moeria(BeMo)

Sentra peternakan yang tersebar di berbagai desa di sejumlah kecamatan di Kabuoaten Kudus sebaiknya dibangun digester biogas. Sebab banyak sekali manfaatnya. Sedang bahan bakunya yang antara lain berupa kotoran ternak sapi, kerbau, kambing, ayam, babi dan sebagainya mudah didapat. Mengingat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus 2019, memiliki jumlah sapi per akhir 2018 mencapai 8.686 ekor. Ditambah kerbau 1.624 ekor, kambing-domba 10.922 ekor dan lebih dari 10 juta ekor ayam.


Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik yang dimaksud termasuk kotoran manusia, hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam sumber energi ini adalah metana dan karbondioksida.


Biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan bagi kendaraan, energi untuk rumah tangga maupun untuk memproduksi listrik serta keperluan industri. Biogas juga dapat diolah kembali menjadi bahan bakar minyak yang lebih spesifik.

hasil biogas untuk memasak

Salah satu manfaat biogas adalah sebagai pengganti gas elpiji untuk memasak, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan bakar minyak Pemanfaatan biogas di desa Sejak tahun 2007 biogas dari kotoran sapi terus dikembangkan di Desa Urutsewu, Ampel, Boyolali. Sebelum adanya pengembangan energi biogas di desa tersebut para warga masih menggunakan bahan bakar minyak dan gas LPG untuk memasak. Lambat laun pengembangan biogas terus dilakukan.


Hingga kini telah dibangun sebanyak 40 instalasi digester biogas sapi yang dapat disalurkan ke 100 kepala keluarga digunakan sebagai bahan bakar gas untuk memasak dan penerangan pada lampu petromak. Warga yang sebagian besar adalah peternak sapi yaitu sebanyak 120 peternak, tidaklah kesulitan dalam mencari bahan dasar dalam pembuatan biogas.


Setiap pagi para penernak mengumpulkan kotoran sapi lalu dihaluskan dengan air. Setelah itu kotoran sapi tersebut diendapkan ke dalam digester biogas agar menghasilkan gas.


Untuk membangun desa mandiri energi gas, setiap tahun Pemerintah Desa Urutsewu menargetkan minimal membangun 10 digester biogas sapi. Digester biogas sapi itu diharapkan dapat dimanfaatkan oleh warga setempat sebagai bahan bakar gas untuk memasak dan penerangan sehingga dapat menghemat pengeluaran biaya serta menghemat penggunaan energi minyak dan gas bumi yang tidak dapat diperbaharui. (sup)


Komentar

Lebih baru Lebih lama