Ambyar Lagi Proyek Terminal Wisata Colo Senilai Rp 21,3 Miliar, Tanpa Ada Tindakan Aparat Untuk Mengusut

mangkrak kios di terminal colo

Kudus, Berita Moeria (BeMo)

Proyek pembangunan terminal di Desa wisata Colo Kecamatan Dawe, sekitar 18 kilometer utara pusat pemerintahan kabupaten (Pemkab ) Kudus dipastikan ambyar. Sebab, sampai dengan Minggu tengah hari (27/6/2020) terminal yang dibangun dengan biaya Rp 21 miliar ini tidak berfungsi.


Padahal bangunan yang ditangani kontraktor PT Kokoh Prima Perkasa Kudus sudah rampung 100 persen pada posisi Senin (14/5/2018)..Bahkan proyek pembangunan terminal ini di bawah komando dan pengendalian Dinas Perdagangan ( padahal lebih tepat yang menangani Dinas Perhubungan) temboknya  sepanjang  lebih dari 30 meter, dengan ketinggian sekitar tiga meter, yang berada di lantai satu jebol. Sampai dengan Senin (5/3/2018 ) puluhan pekerja masih dikerahkan untuk memperbaikinya. Selain mangkrak sampa dengan  Senin (14/5/2018) belum mengajukan ijin mendirikan bangunan (IMB) dan Analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).

deretan kios di terminal Colo yang mangkrak (Foto Sup)

Tidak berfungsinya terminal tersebut menurut salah satu tokoh masyarakat Desa Colo, Ridho maupun sejumlah pedagang kaki lima (PKL),  karena lantai satu yang dijadikan lokasi parkir bus antar kota antar provinsi terlalu sempit. “Katanya dirancang mampu menampung lebih dari 100 bus, ternyata hanya bisa muat sekitar 30 bus saja. Hal ini disebabkan, jumlah tiang penyangga cukup banyak, sehingga banyak mengurangi lebar parkir. Selain itu pengemudi/sopir bus tidak leluasa (kesulitan) saat hendak masuk dan keluar area. Sedang PKL enggan memasuki lokasi yang disediakan karena banyak peziarah/wisatawan yang enggan  melewati lantai dua dan lantai tiga” ujarnya.

tangga berjalan terminal colo

Menurut data yang dihimpun Bemo bangunan berlantai tiga ini berada  di atas tanah sekitar 9.000 meter persegi.  Pada bagian bawah seluas 2.220 meter per segi akan digunakan untuk terminal bus. Lantai dua seluas 2.405 meter per segi, digunakan menampung 139 los PKL dan lantai tiga dibangun dua gardu pandang, masing - masing berukur 7,5 x 7,5 meter per segi.


Menurut Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sudiharti melalui Kabid PKL Sofyan Dhuhri, Senin (11/12/2017),  dengan dibangunnya gedung berlantai tiga tersebut, diharapkan para wisatawan dan peziarah Makam Sunan Muria di kawasan Desa Colo Kecamatan Dawe Kudus, ke depan bakal lebih nyaman dan leluasa berbelanja buah tangan khas daerah itu untuk dibawa pulang.Harapan kami, sebelum lebaran Idul Fitri 2018 sudah dapat difungsikan,” ujarnya.

komplek terminal bus desa wisata Colo (foto suprapto)

Ternyata hal itu tidak terbukti. Justru saat ini, lokasi parkir bus sebagian besar dimanfaatkan untuk lokasi parkir sepeda motot. Sebgian lagi, di bagian tepi dinding bangunan sebelah kiri dimanfaatkan untuk berjualan PKL.


Lantai dua yang berisi 139 los/kios semi permanen samasekali tidah dihuni PKL Begitu pula los/kios di lantai tiga maupun dua tempat khusus peristirahatan sopir/pengemudi bus.  Hanya terlihat dua ruangan yang dibuka untuk “posko kesehatan” dan ruang informasi.  Sedang yang berfungsi baik adalah kamat mandi dan WC.(sup).


Komentar

Lebih baru Lebih lama