Satu Bukti Lagi “Kecerobohan” Dinsos dan Bank BNI



KUDUS, BeritaMoeria(BeMo)
            Satu bukti lagi BeMo, menemukan bukti “kecerobohan” Dinas Sosial Kabupaten Kudus dan Bank BNI sebagai instansi yang paling bertanggung jawab terhadap  seluk beluk  Program sembilan bahan pokok (sembako) 2020.
            Berdasarkan pelacakan Bemo, Kamis (16/4/2020) di E Warung Desa Jojo Kecamatan  Mejobo  milik Noorhadi. Dari  318 pemilik kartu keluarga sejahtera (KKS), satu KKS hilang, lalu 12 KKS tidak bisa digunakan “Ketika digesekkan ke “mesin” tidak muncul secarik kertas yang berisi saldo. Akibatnya  mereka tidak bisa memperoleh sembako. Kami sudah melaporkan ke desa maupun petugas pendamping Dinas Sosial (Dinsos) tingkat Kecamatan Mejobo. Tapi tidak/belum ditanggapi,” ujarnya.
            Setiap KKS seharusnya ketika digesekkan ke “mesin” yang ada di E Warong muncul saldo sebanyak Rp 200.000,- . Sesuai dengan jumlah bantuan yang diberikan pemerintah melalui Bank BNI Kudus.
            Dengan uang sebanyak itu pihak pemegang KKS memperoleh sembako senilai Rp 200.000,- Ketika saldonya kosong otomatis tidak bisa dibelanjakan di E Warong “ Saya sebenarnya ya kasihan kepada mereka. Tapi saya tidak bisa berbuat banyak,” tambah Noorhadi.
            Adapun ke 12 pemegang KKS tersebut terdiri : Kasiyan, Masrikan, Suriri, Kodrat Amam, Kus, Ilul Cahrudin, Nursiam, Ngatinah, Sugimah, Supriyanto, Sanari dan Sumini.
            Selain “kisruh” di bidang KKS,  daftar tertulis harga dan jenis sembako yang disodorkan Noorhadi berbeda dengan daftar serupa yang ada di Desa Kirig Kecamatan Mejobo.
            Daftar tertulis harga dan jenis sembako di Desa Kirig:
1. Beras 13 kilogram                           Rp 132.600,-
2  Telor satu kilogram                         Rp   25.400,
3  Kacang delapan ons                        Rp   26.500,-\
4  Apel setengah kilogram                  Rp   12.000,-
5 Sayur                                                Rp     3.500,-
                                                ------------------------------
                                                Jumlah        Rp 200.000,-
            Daftar tertulis harga dan jenis sembako di Desa Jojo.
1 Beras  13 kilogram                           Rp 134.000,-
2 Telor satu kilogram                          Rp  25.000,-
3 Kacang tanah delapan ons                Rp  25.500,-
4 Labu siam                                         Rp   3.500,-
5 Buah apel  setengah kilogram          Rp    12.000,-
                                              ----------------------------
                                                Jumlah        Rp  200.000,-
            Dari  daftar di atas terjadi perbedaan pada harga beras, telor dan kacang tanah.  Pemasok beras dan telor Desa Kirig atas nama Jalal warga desa setempat yang dikenal memiliki perusahaan penggilingan beras. Pemasok buah  Yudi konon juga penduduk Desa Kirig
            Sedang pemasok beras dan telor Desa Jojo atas nama Joko Susilo (Yasin), yang dikenal sebagai guru madrasah . Pemasok buah dan sayur atas nama Arif Wahyudi, kerabat dekat dengan salah satu tokoh DPP Golkar asal Kudus Nusron.                
            Perbedaan  harga beras dan telor antara Rp 400,- hingga Rp 1.400,- terlihat “kecil”, namun ketika dikalikan dengan jumlah pemegang KKS menjadi cukup besar.
            Jika berkilah pada ongkos transpor nampaknya perlu dipertanyakan, karena lokasi pemilik kedua E Warong hanya sekitar 3-5 kilometer. Dengan kondisi jalan cukup bagus.
            Kemungkinan yang masuk akal karena karena kedua pemasok ini memiliki “latar belakang” yang berbeda. Jalal dikenal masyarakat umum memang “juragan” beras, sedang Yasin dikenal sebagai guru madrasah.
            Sedang “keuntungan” yang diperoleh kedua E Warong juga berbeda . meski tidak begitu menyolok. Berkisar antara Rp 6.000 – Rp 6.500 per KKS.
            Kepala Dinsos Kudus, Sunardi dan Sekretaris Dinsos, Sutrimo yang ditemui dalam beberapa kali kesempatan, tidak pernah memberikan keterangan yang pasti. Selalu berubah berubah. Sedang pihak Bank BNI Kudus, sampai sekarang belum juga memberikan bantahan/klarifikasi yang pernah diungkap Bemo.
            Padahal pelacakan Bemo belum sepenuhnya tuntas. Sebab baru terbatas di wilayah Kecamatan Mejobo, Jati dan Dawe. Enam kecamatan lainnya belum sempat dicek ke lapangan. Namun secara umum hampir dipastikan proses hingga pelaksaaan program sembako 2020 di Kabupaten Kudus sarat dengan masalah.
            Pihak Pemkab Kudus , dalam hal ini Pelaksana tugas (PLt) Bupati Kudus, Asisten Bidang Ekonomi dan Inspektorat sudah mendengar dan sudah dilapori. Kepala Dinsos dan Sekretarisnya juga sudah diingatkan. Bahkan dalam waktu singkat ini akan melakukan tindakan yang lebih konkrit.
            Apalagi Dinsos Kudus ini bakal dapat guyuran dana segar puluhan miliar dari Pemerintah Pusat maupun Pemkab setempat , dalam rangka penanganan dampak virus Covid-19. (warga miskin).(sup)

Komentar

Lebih baru Lebih lama