Rp 400 juta dan Sosok Hartono Ruslan

Hartono Ruslan
KUDUS, Berita Moeria(BeMo)
          Meski saat ini tergangggu dengan merebaknya wabah virus Covid-19, tetapi program kerja manajer Persiku Kudus Senio tidak sepenuhnya berhenti beraktivitas. Sebab pihak Asosiasi kabupaten(Askab) telah menggelontorkan dana segar Rp 400 juta kepada Manajer.
Menurut manajer Persiku Suanrto, yang ditemui Berita Moeria (Bemo) dirumahnya Desa Mlatinorowito, Selasa(14/4/2020). Uang tersebut dimanfaatkan sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) Persiku Liga III."Jadi tidak benar adanya isu uang tersebut untuk "bancaan". Sebab proses usulan, pencairan hingga penggunaan dana tersebut sudah disetujui dalam forum rapat, antara KONI, Askab dan Manajer. Rapat itu berlangsung sebelum terjadinya "geger" virus Covid-19. Ketika sebagian program kerja kami jalankan, muncul instruksi dari pemerintah maupun PSSI untuk sementara dihentikan dahulu. Menungu wabah Covid-19 berhenti/mereda," tegasnya.
Sunarto Manajer Persiku Liga III
          Sunarto juga menjelaskan RAB Persiku Liga III belum bisa dipastikan berjalan sesuai dengan rancangan, karena disebabkan banyak faktor. Misalnya total dalam RAB tercatat Rp 3,5 miliar atau tepatnya Rp 3.598.450.000,-. Apakah kenyataan sesuai persis dengan RAB. Atau berkurang dan bisa juga berlebih. Apalagi dalam situasi yang disebabkan virus Covid -19 hampir pasti berubah.
            Contoh yang mudah diketengahkan adalah jadwal kompetisi diundur dalam jangka waktu tidak terbatas (tidak menentu). Ini memunculkan banyak sekali  problem yang samasekali di luar dugaan.
          Sebelum dana Rp 400 juta itu muncul, Sunarto langsung tancap gas. Antara lain  mencari sosok pelatih yang dinilai mampu mengangkat kasta Persiku dari Liga III promosi ke Liga II. Menempuh berbagai “lobi-lobi” ke berbagai pihak.
            Selain berkualitas, juga harus menyesuaikan dengan  keuangan yang ada. Kepribadian hingga latar belakang, hingga hubungan dengan manajer dan jajarannya. “Akhirnya kami sepakat, menetapkan Hartono Ruslan sebagai Pelatih Persiku Liga III, yang memenuhi kriteria dari kami. Pelatih ini sudah begitu akrab di kalangan warga Kudus. Utamanya pemain hingga komunitas bola.” tambah Sunarto.
            Hartono Ruslan, sebenarnya bukan “orang asing” di Kudus. Sebab, ia merupakan salah satu diantara “bintang” Persiku asal Jawa Timur . Saat Persiku diketuai almarhum Amir ( pengusaha rokok, tinggal di Desa Ngembalrejo) dengan pelatih Solekan. Bintang lainnya adalah Efendi, Yoyok, Amin dan Hatmanto (kapten kesebelasan).
Di era ini nama Persiku melejit ke ranah nasional. Kecuali kualitas pemain, mitra tandingnya juga kesebelasan papan atas di Indonesia. Ketika  ada kesempatan  tim tim kuat dan ternama itu di”ampirkan” di Kudus. Saat itu  stadionnya masih di Ploso. Sekarang berubah menjadi pasar Bitingan dan pusat perbelanjaan.
Hartono Ruslan sendiri meski kariernya sebagai pemain tidak “semoncer” pemanin nasional. Namun dalam perjalanan menjadi asisten pelatih dan pelatih cukup mumpuni.
Kali terakhir  sebagai pelatih Sriwijaya FC yang berjuluk Laskar Wong Kito yang kontraknya habis 31 Desember 2018. Ia  mengantungi lisensi pelatih A AFC dan bersama Kas Hartadi mengantarkan Sriwijaya FC sebagai juara Liga Indonesia musim kompetisi 2011-2012.
Sebelumnya pria jangkung dan berkepribadian santun dan sederhana ini ,Setelah sempat menjadi pelatih kepala di Persik Kediri musim 2013/2014, Hartono kembali lagi menjadi asisten Benny Dolo (2014/15), lalu asisten Widodo Cahyono Putro (2016) dan sebelumnya ini, ia adalah asisten Osvaldo Lessa.
Jika melihat latar belakang Hartono Ruslan tersebut,  nampaknya Persiku Liga III  patut bersyukur jika  yang bersangkutan bersedia melatih tim berjuluk Macan Muria ( yang saat ini menjadi macan ompong) dengan kondisi yang serba pas-pasan.
Apalagi jika dalam perjalanan nanti Persiku benar benar mampu promosi ke Liga II hingga akhirnya berlabuh di Liga I. Ini menjadi impian semua pihak yang menyenangi olahraga populer ( di dunia). Itu bukan hal mustahil. Jika semua pihak saling dukung-saling menguatkan. “Tubuh” kepengurusan Persiku Liga III, jajaran Askab PSSI Kudus, KONI, Pemkab, DPRD, pengusaha, suporter dan semua pihak harus menyatu. Ingat salah satu butir statute PSSI adalah : PSSI bersikap netral dalam hal politik dan agama. Semoga.(sup)

Komentar

Lebih baru Lebih lama