Peyek Kacang Tanah dari Sembako

Pemegang KKS dengan saldo kosong
KUDUS, Berita Moeria (BeMo)
            Salah satu  warga Desa Jojo Kecamatan Mejobo (Kudus) RT 01/RW 04, Ny Senin membenarkan telah menerima bantuan sembilan bahan pokok (sembako) periode April 2020 dari pemerintah senilai Rp 200.000,-
            Satu diantara lima jenis sembako yang diterima di E Warong  desa setempat adalah kacang tanah sebanyak delapan ons. “ Sampun dipun ginakaken bu (sudah dimanfaatkan bu) “ tanya Bemo .
            “Sampun Pak sebagian kula damel peyek-  peyek kacang. Taksih tirah, mangkih saget kangge bumbu pecel.( Sudah Pak. Sebagian saya buat peyek-peyek kacang. Masih ada sisa lebih. Bisa dimanfaatkan untuk bumbu pecel” jawabnya.
            Pada periode April ini  jenis sembako yang diterima warga  penerima Kartu Keluarga Sejahtera(KKS) agak berbeda dibanding sembako periode Maret.
            Pilihan kacang tanah memang salah satu usulan warga  penerima KKS ( penerima program sembako 2020). Alasannya amat masuk akal. Sebab dengan  memiliki kacang tanah yang sudah dalam bentuk kering dapat disimpan agar lebih tahan lama.
            Lalu bisa dijadikan  bumbu kacang untuk gado-gado, untuk berbagai makanan lain, misalnya cilok, batagor, dan tahu telur. Tinggal menambahkan air dan beberapa bahan lain saja. “Bahkan bumbu kacang ini sudah cukup enak untuk dicampur dengan nasi putih. Langkung ngirit Pak (Lebih irit Pak) “ tambahnya.
            Selain  kacang tanah, penerima program sembako 2020  juga menerima jenis sembako tetap. Yaitu beras dan telor. Jumlah beras yang diterima 13 kilogram dan telornya  satu kilogram.
            Waktu Jusuf Kalla menjelang akhir masa jabatannya sebagai Wakil Presiden, era pemerintahan Presiden Joko Widodo  sempat melakukan ekperimen. Hebatnya lagi eksperimen itu disetujui Badan Pusat Statistik (BPS), jika kebutuhan  masyarakat akan beras adalah 114 gram per hari. Dengan kata lain Indonesia butuh beras sekitar 27 juta ton.
            Jika dikaitkan dengan penerima program sembako, maka setiap pemegang KKS menerima  13 kilogram atau  13.000 gram. Beras tersebut baru akan habis dikomsumsi untuk satu jiwa sekitar 114 hari. Tinggal satu keluarga penerima KKS jumlahnya berapa jiwa “  Sampun lumayan kok Pak. Menapa malih wonten tiganipun. (Sudah lumayan kok Pak. Apalagi ada telornya” tambah  keluarga Sugimah.
            Sayang keluarga Sugimah dan 11 pemegang KKS Desa Jojo untuk periode April gagal untuk memperoleh sembako. Padahal  315 pemegang KKS di desa ini tetap bisa ,mendapatkan sembako. “Ketika digosok ke mesin yang ada di E Warong tidak muncul saldonya. Kami yang gagal memperoleh sembako periode April dijanjikan pemilik E Warung Desa Jojo Noorhadi akan memperoleh sembako dobel dengan bagian bulan Mei 2020” ujar mereka ketika dijumpai Bemo  Jumat (17/4/2020).
            Dengan diantar Yudi , salah satu diantara 12 penerima kartu KKS “kosong” atan nama Anam ke mesin milik E Warong Desa Kesambi ternyata juga kosong,
            “Kekosongan “ semacam itu banyak ditemukan  di E Warong di banyak E Warong yang tersebar di sembilan kecamatan wilayah Kabupaten Kudus. Sampai sekarang pihak Bank BNI Cabang Kudus belum/tidak mengungkapkan sumber penyebab dan solusinya.
            Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Jojo, Anton berupaya untuk mencarikan jalan keluar bagi ke-12 warga yang KKS nya kosong. Mungkin bisa ditempuh dengan mengganti sembako sesuai yang ada di E Warong melalui dana desa. “Setelah saya mengetahui banyak hal yang terjadi dalam penerimaan program sembako, kami akan segera melangkah lewat lembaga kami Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Seluruh Indonesia (ABPDSI) Cabang Kudus. Bisa ditempuh dengan melapor ke DPRD Kudus. Kemudian DPRD Kudus memanggil segenap E Warong, pemasok sembako, Dinas Sosial dan Bank BNI. Bisa ditambah Pemkab Kudus.” ujarnya.(sup)

Komentar

Lebih baru Lebih lama