Pati, Berita Moeria (Bemo)
Ketua Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid -19 Kabupaten Pati, Suharyono bertindak cepat menutup total komplek Pasar Puri yang berlokasi sekitar 600 meter sebelah barat Alun Alun Kota Pati mulai Sabtu (28/3/2020) hingga Selasa (31/3/2020). Selama penutupan seluruh penjuru pasr diseprot disinfektan dan dijaga petugas.
Selain menutup Pasar Puri, tim juga tengah melacak warga yang sempat berkontak langsung dengan Imam Suroso. Tindakan itu menurut Suharyono sebagai langkah awal untuk memutus mata rantai.penyebaran virus Corona Cavid -19.. “ Sampai saat ini pelacakan masih terus berlangsung,” ujarnya kepada Berita Moeria (Bemo) Minggu (29/3/2020)Imam Suroso meninggal di rumah sakit (RS) Kariadi Semarang pada Jumat (27/3/2020).
Proses pelacakan yang seharusnya didukung banyak pihak, malah oleh oknum tidak bertanggung jawab secara langsung atau tidak langsung justru memperkeruh suasana. Salah satu diantaranya yang sempat diterima secara tertulis Berita Moeria (Bemo) adanya nama 19 orang dari berbabagi desa/kecamatan di Kabupaten Pati yang konon pernah bersinggungan dengan almarhum Imam Suroso.
Namun sumbernya tidak jelas. “Kami sangat berharap kepada segenap warga di Kabupaten Pati untuk tidak tergesa-gesa mempercayai pemberitaan Covid -19. Terkecuali dari kami sebagai Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid -19 Kabupaten Pati,” tegasnya.
Adapun kronologis meninggalnya Imam Suroso menurut laporan tertulis Sugeng Rustanto dari Rumah Sakit Mitra Bangsa dan Yayasan Wali Songo lengkapnya sebagai berikut:
Jumat sore, 20 Maret
Pak Imam beserta 1 dokter dan 2 Staf Marketing ke Pasar Puri untuk melakukan edukasi terkait Covid pada pengunjung.
Sabtu pagi jam 10:00
Pak Imam Demam dan nyeri tenggorokan, minta diperiksa di rumah sekaligus Rawat luka karena baru dilakukan tindakan bedah minor beberapa hari sebelumnya.
Tim dari RS (1 dokter Umum, 1 perawat, 2 Cleaning Services, 1 driver) berangkat Ke rumah beliau dengan APD lengkap karena kami di RS sudah curiga beliau masuk ODP dengan riwayat baru pulang dari Jakarta. Tim kami sekaligus mengambil sample darah Pak Imam untuk diperiksa rutin di lab RS Mitra Bangsa. Sekaligus diberi obat oleh Tim kami.
Sabtu, 21 Maret sore
Saya menghubungi Pak Imam per telepon meminta beliau sekeluarga melakukan isolasi diri untuk 14 hari ke depan.
Demikian juga beberapa Karyawan Yayasan dan Karyawan RS (2 Senior Manager/Kabid, 1 Manager, dan 2 staf) Yang Sabtu siang mengikuti kegiatan bersama Ibu Asih, saya minta untuk Tidak Masuk bekerja Senin nya. Isolasi diri. Masuk dalam ODP.
Minggu, 22 Maret 16:00
Putrì Pak Imam, Mega, melaporkan situasi Pak Imam Yang panas badan meskipun baru masuk infus Paracetamol, batuk nya juga makin hebat.
Keluarga berkonsultasi untuk membawa beliau ke RS Karyadi Semarang. Namun tidak pakai ambulance dan tidak terinfus.
Minggu, 22 Maret Malam
Pak Imam dibawa Ke RS Karyadi dan menjalani Rawat Inap
Selasa, 24 Maret pagi
Tim RS (1 dokter Umum, 2 staf marketing) Yang menyertai Pak Imam Jumat Ke Pasar Puri kami rumahkan karena mulai demam dan nyeri tenggorokan serta batuk.
Rabu, 25 Maret malam
Kabar dari Ibu Asih bahwa Pak Imam ada Pnemonia dan sesak, dirawat di ruang Isolasi Karyadi
Kamis, 26 Maret pagi
Terdengar kabar bahwa Pak Imam dipersiapkan pakai ventilator karena saturarsi O2 sekitar 80-81%.(sup)
Ketua Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid -19 Kabupaten Pati, Suharyono bertindak cepat menutup total komplek Pasar Puri yang berlokasi sekitar 600 meter sebelah barat Alun Alun Kota Pati mulai Sabtu (28/3/2020) hingga Selasa (31/3/2020). Selama penutupan seluruh penjuru pasr diseprot disinfektan dan dijaga petugas.
Selain menutup Pasar Puri, tim juga tengah melacak warga yang sempat berkontak langsung dengan Imam Suroso. Tindakan itu menurut Suharyono sebagai langkah awal untuk memutus mata rantai.penyebaran virus Corona Cavid -19.. “ Sampai saat ini pelacakan masih terus berlangsung,” ujarnya kepada Berita Moeria (Bemo) Minggu (29/3/2020)Imam Suroso meninggal di rumah sakit (RS) Kariadi Semarang pada Jumat (27/3/2020).
Proses pelacakan yang seharusnya didukung banyak pihak, malah oleh oknum tidak bertanggung jawab secara langsung atau tidak langsung justru memperkeruh suasana. Salah satu diantaranya yang sempat diterima secara tertulis Berita Moeria (Bemo) adanya nama 19 orang dari berbabagi desa/kecamatan di Kabupaten Pati yang konon pernah bersinggungan dengan almarhum Imam Suroso.
Namun sumbernya tidak jelas. “Kami sangat berharap kepada segenap warga di Kabupaten Pati untuk tidak tergesa-gesa mempercayai pemberitaan Covid -19. Terkecuali dari kami sebagai Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid -19 Kabupaten Pati,” tegasnya.
Adapun kronologis meninggalnya Imam Suroso menurut laporan tertulis Sugeng Rustanto dari Rumah Sakit Mitra Bangsa dan Yayasan Wali Songo lengkapnya sebagai berikut:
Jumat sore, 20 Maret
Pak Imam beserta 1 dokter dan 2 Staf Marketing ke Pasar Puri untuk melakukan edukasi terkait Covid pada pengunjung.
Sabtu pagi jam 10:00
Pak Imam Demam dan nyeri tenggorokan, minta diperiksa di rumah sekaligus Rawat luka karena baru dilakukan tindakan bedah minor beberapa hari sebelumnya.
Tim dari RS (1 dokter Umum, 1 perawat, 2 Cleaning Services, 1 driver) berangkat Ke rumah beliau dengan APD lengkap karena kami di RS sudah curiga beliau masuk ODP dengan riwayat baru pulang dari Jakarta. Tim kami sekaligus mengambil sample darah Pak Imam untuk diperiksa rutin di lab RS Mitra Bangsa. Sekaligus diberi obat oleh Tim kami.
Sabtu, 21 Maret sore
Saya menghubungi Pak Imam per telepon meminta beliau sekeluarga melakukan isolasi diri untuk 14 hari ke depan.
Demikian juga beberapa Karyawan Yayasan dan Karyawan RS (2 Senior Manager/Kabid, 1 Manager, dan 2 staf) Yang Sabtu siang mengikuti kegiatan bersama Ibu Asih, saya minta untuk Tidak Masuk bekerja Senin nya. Isolasi diri. Masuk dalam ODP.
Minggu, 22 Maret 16:00
Putrì Pak Imam, Mega, melaporkan situasi Pak Imam Yang panas badan meskipun baru masuk infus Paracetamol, batuk nya juga makin hebat.
Keluarga berkonsultasi untuk membawa beliau ke RS Karyadi Semarang. Namun tidak pakai ambulance dan tidak terinfus.
Minggu, 22 Maret Malam
Pak Imam dibawa Ke RS Karyadi dan menjalani Rawat Inap
Selasa, 24 Maret pagi
Tim RS (1 dokter Umum, 2 staf marketing) Yang menyertai Pak Imam Jumat Ke Pasar Puri kami rumahkan karena mulai demam dan nyeri tenggorokan serta batuk.
Rabu, 25 Maret malam
Kabar dari Ibu Asih bahwa Pak Imam ada Pnemonia dan sesak, dirawat di ruang Isolasi Karyadi
Kamis, 26 Maret pagi
Terdengar kabar bahwa Pak Imam dipersiapkan pakai ventilator karena saturarsi O2 sekitar 80-81%.(sup)
Posting Komentar