Granit Menara Kudus Rusak Lagi harga per M2 Rp 1,6 juta

Granit Menara Kudus
Kudus, Berita Moeria (Bemo)
Sebagian  ruas jalan di seputar komplek Menara Masjid Sunan Kudus, pada Senin siang (30/3/2020) terlihat rusak. Sejumlah pekerja nampak tengah memperbaikinya. Meski hanya sebagian kecil yang rusak, namun hal ini patut dipertanyakan.
Sebab menurut catatan Berita Moeria(Bemo) kerusakan tersebut  terjadi berturut turut sejak  ruas jalan tersebut dirombak dari bahan paving block menjadi granit.  awal Agustus 2017 hingga menjelang akhir Maret 2020.
Pemilihan granit tersebut menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR),Kabupaten Kudus Samani Intakoris (sekarang naik pangkat menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Kudus), demi untuk  kenyamanan bagi segenap  warga. Khususnya para peziarah dan pengunjung komplek Makam dan Masjid Menara Sunan Kudus. “Selain itu granit itu lebih natural dan dari sisi ketahanan/kekuatan jauh lebih tinggi dibanding dengan paving block” ujarnya.
Pemasangannya menurut Margo selaku kontraktor pembangunan jalan tersebut  dibutuhkan semen khusus yang memiliki daya rekat dan daya tahan yang lebih tinggi. Harga semen khusus ini rata-rata dua setengah kali dari harga semen pada umumnya.” tuturnya.
Margo menambahkan, ruas jalan yang hendak dipasangi granit tersebut lebih dahulu dibongkar total, kemudian diganti dengan jalan beton bertulang, “diistirahatkan” sementara, kemudian baru dipasangi granit.
Granit itu sendiri  menurut Margo “diklim” didatangkan langsung dari India dengan harga Rp 1,6 juta per meter persegi. Harga itu berlaku saat  jalan seputar Menara ini dibangun dengan granit sejak awal Agustus 2017. Total biaya yang dikeluarkan melalui APBD Kudus 2017  untuk pembangunan ruas jalan Menara, gorong- gorong dan tiga gapura mencapai sekitar Rp 9 miliar.

Kerusakan pertama terjadi sekitar pertengahan Desember 2017, pertengahan 2018, Mei 2019,  Januari — Maret 2020. Menurut  Kasi Jalan Bidang Binamarga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kudus Umi Feriyanti mengaku masih menunggu waktu yang tepat untuk memperbaiki beberapa keramik yang lepas di Menara Kudus. ”Untuk yang Menara Kudus sampai Madurekso masih menunggu waktu yang agak selo pengunjung. Rencana diperbaiki saat ramadan ini, sehingga saat idul Fitri sudah selesai semua,” ujarnya Mei 2019.
Sedangkan Plt Kepala Dinas PUPR Joko Mukti melalui Kabid Binamarga Dinas PUPR Kudus Apriliani Hidayati menyatakan, pihaknya telah menerjunkan petugas ke lokasi ,guna melakukan perbaikan. Bahan pengganti diambilkan dari stok yang masih ada di gudang.
Berdasarkan catatan Berita Moeria (Bemo)i, penggunaan granit sebenarnya sudah ditrapkan di lantai gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri II yang terletak  di Jalan Sudirman nomor 82 Kudus . Gedung sekolah lama ini telah  ditetapkan sebagai cagar budaya (CB) dengan nomor inventaris 11-19/Kud/30/TB/04 September 2005,.

Menurut  Tri Memek dan Deny, dari kelompok kerja Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Jawa Tengah,  SMP Negeri II tersebut didirikan pada abad ke-19 dan sebagian besar berlantai  dari bahan  batu granit berukuran 50 x 50 centimeter. Jendela dan pintunya berukuran di atas rata-rata (jauh lebih panjang/tinggi) terbuat dari kayu jati. Begitu pula  kerangka  bangunan bagian atas
Sedang batu granit tergolong batuan beku plutonik (intrusi) yang terbentuk di kedalaman 15-20 kilometer dari muka bumi. Mempunyai kristal sempurna dengan testur holokristalin, “Dibanding dengan  lantai keramik, maka lantai granit ini memiliki banyak kelebihan. Antara lain menyerap hawa panas, lebih berkualitas dan harganya tiga kali lipat dari lantai dari bahan keramik” tegas Tri Memek.
Granit asal dari bahasa latin granum dan artinya butir padi.Batuan ini berasal dari dalam perut bumi dan terbentuk melalui muntahan magma. Ditemukan di pinggir pantai, sungai besar dan dasar sungai. ( sup)

Komentar

Lebih baru Lebih lama